dc.description.abstract | Latar belakang: Peningkatan resistensi antibiotik menimbulkan ancaman
signifikan yang dapat mengakibatkan meningkatnya mortalitas, morbiditas, dan
biaya perawatan kesehatan. Penggunaan antibiotik yang tidak bijak memiliki
potensi untuk meningkatkan kejadian resistensi antibiotik. Apotek menjadi salah
satu sumber utama dalam mendapatkan antibiotik. Dalam mengurangi resistensi
antibiotik, World Health Organization (WHO) merekomendasikan metode evaluasi
penggunaan obat berupa metode ATC/DDD.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui profil penggunaan
antibiotik menurut jenis dan kuantitas menggunakan metode ATC/DDD dan DU
90% di Apotek UII Farma selama periode tahun 2023.
Metode: Penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional
dan pengambilan data secara retrospektif dari rekam medis di Apotek UII Farma
selama periode tahun 2023. Data kemudian diolah dan dianalisis dengan metode
ATC/DDD dan DU 90% menggunakan Microsoft Excel untuk mengetahui profil
penggunaannya.
Hasil: Terdapat 827 resep yang mengandung antibiotik dengan meliputi 12 macam
antibiotik yang digunakan dengan kode ATC J01 dengan urutan kuantitas
penggunaan dari yang terbanyak yaitu amoksisilin, sefiksim, sefadroksil,
azitromisin, siprofloksasin, klindamisin, doksisiklin, levofloksasin, metronidazol,
amoksisilin-asam klavulanat, eritromisin, dan tetrasiklin. Penggunaan antibiotik
terbanyak yaitu amoksisilin 7,34 DDD/1000 KPRJ dan antibiotik yang konsisten
masuk segmen DU 90% adalah amoksisilin dan sefiksim.
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa antibiotik dengan penggunaan terbanyak
di Apotek UII Farma periode tahun 2023 adalah amoksisilin. Antibiotik yang
konsisten masuk segmen DU 90% adalah amoksisilin dan sefiksim. | en_US |