Perancangan Pusat Evakuasi Bencana Hidrometeorologi di Kulon Progo Dengan Pendekatan Arsitektur Fleksibilitas
Abstract
Indonesia merupakan negara yang banyak daerahnya memiliki
resiko tinggi terhadap bencana alam seperti banjir, cuaca ekstrim,
tanah longsor dan bencana geologi lainnya. Menurut World Risk
Index 2019, Indonesia menempati urutan ke-37 dari 180 negara
yang paling rentan terhadap bencana.
Menurut Indeks Risiko Bencana BNPB 2020, sebagian besar
wilayah di Indonesia berisiko tinggi terhadap bencana alam. Risiko
ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain Lingkar Pasik
atau Ring of Fire yang sensitif. Sementara kejadian bencana di
Kulon Progo sebanyak 1071 kasus dan sebagian besar terjadi di
Provinsi D.I. Yogyakarta. Berisi 357 kejadian bencana cuaca
ekstrim. Ada 91 banjir dan 622 tanah longsor.
Fakta tentang bencana yang terjadi adalah, pertama, seluruh
wilayah di Kulon Progo terkena bencana alam, kedua, bencana
hidrometeorologi mendominasi bencana alam di Kulon Progo, dan
ketiga, perubahan iklim meningkatkan intensitas bencana alam di
hampir semua sektor dan mengakibatkan kematian.
Dalam mengatasi para korban jiwa, tempat evakuasi bencana
dinilai sangat diperlukan. Evacuation center yang lebih inovatif
dengan pendekatan arsitektur eksibilitas serta yang mampu
tanggap terhadap kebencanaan. Bangunan juga ditujukan agar
dapat digunakan sehari-hari untuk keperluan masyarakat, seperti
bersosialisasi, berkumpul, berkebun, atau wahana bermain anak anak.
Evacuation center harus bisa memenuhi fasilitas penunjang evakuasi serta kebutuhan primer manusia.
Collections
- Architecture [3718]