Perancangan Tempat Pelelangan Ikan di Kota Bagansiapiapi dengan Pendekatan Panoptik Arsitektur untuk Kontrol Aktivitas
Abstract
Bagansiapiapi belum memiliki Pelabuhan Perikanan oleh Pemerintah sehingga mendorong masyarakat yang tinggal di pesisir
membangun pendaratan ikan yang biasa disebut tangkahan. Di Bagansiapiapi terdapat 12 tangkahan yang menerima
pendratan ikan dari nelayan. Tangkahan berfungsi mirip dengan aktivitas yang dilakukan di Pelabuhan Perikanan, namun
tangkahan hanya menampung hasil tangkapan dengan kapasitas yang tidak terlalu besar. Jumlah produksi ikan yang ditampung
tidak besar, sehingga bangunan tangkahan hanya berupa satu pelataran dari kayu sederhana. Dalam satu pelataran tersebut
dilakukan aktivitas perikanan, dimulai dari penimbangan, penyortiran, penimpangan, dan pemasaran. Padatnya aktivitas yang
dilakukan dalam satu pelataran, mengakibatkan terjadi persilangan pergerakan antara nelayan, petugas tangkahan, dan
pembeli yang ingin membeli ikan. Penyelesaian yang digunakan dalam perancangan berfokus pada rancangan Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) yang mampu mengontrol aktivitas pelelangan ikan agar tidak mengganggu aktivitas dari masing-masing
pengguna di dalam bangunan. Kontrol aktivitas yang dilakukan menerapkan dari prinsip panoptik arsitektur, dimana dalam
rancangan mempertimbngkan penyekatan, pengelompokkan, kontrol aktivitas secara panoptik, dan orientasi dari aktivitas yang
memusat pada satu aktivitas utama dalam rancangan, yaitu aktivitas pelelangan ikan. Hasil rancangan Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) menggunakan pendekatan panoptik arsitektur dengan mempertimbangkan alur sirkulasi pengguna, pembagian zonasi
aktivitas perikanan yang efektif, dan tata ruang yang mempertimbangkan kontrol aktivitas dan higienis ikan. Perancangan yang
dilakukan berdasarkan pertimbangan desain panoptik mendukung untuk setiap aktivitas yang dilakukan di dalam rancangan
dapat terkontrol dan tidak saling mangganggu dengan aktivitas pelelangan ikan.
Collections
- Architecture [3718]