Perancangan Rumah Susun Masyarakat Berpenghasilan Rendah di kota Palembang Sebagai Sentra Industri Ekonomi
Abstract
Indonesia mengalami kekurangan hunian layak tinggal, bagi keluarga baru yang
mempunyai penghasilan rendah. Daya beli kelompok keluarga tersebut untuk
mendapatkan tempat tinggal layak menjadi sangat rendah. Hal tersebut menjadikan
banyaknya area kumuh yang tersebar terutama pada kota-kota besar di Indonesia.
Perancangan rumah susun merupakan sebuah usaha untuk memberikan hunian layak
bagi seluruh masyarakan dengan harga yang terjangkau. Rumah susun tersebut diberi
fasilitas untuk tempat usaha, dalam hal ini makanan khas Palembang yaitu pempek.
Persoalan yang akan diselesaikan berupa agaimana tata ruang pada rumah susun
juga sebagai tempat industri makanan khas Palembang dan tempat usaha dan
bagaimana bentuk ruang-ruang interaksi sosial yang aman bagi keluarga. Dengan
presedeb dari bangunan apartemen rakyat cingised Bandung karya Yu Sing arsitek
sebagai masukan untuk desain rumah susun.
Rancangan rumah susun perlu memperhatikan perilaku penghuni dan aktivitas-
aktivitas sebelumnya, agar rancangan bisa sesuai dengan penggunanya. Selain itu
rumah susun selain sebagai tempat hunian juga sebagai tempat usaha, salah satunya
pempek. Pengaturan ruang yang memperhatikan area privat dan publik menjadi
sangat penting, agar pengguna dapat mengatur kapan perlu privasi atau saat interaksi
sosial. Dengan hanya hanya memiliki satu masa bangunan utama sehingga alur
aktivitas pengguna menjadi sebuah pertimbangan utama.
Pertimbangan kondisi site, maka perancangan tapak dan bentuk bangunan sebagai
diorientasikan kepada pertemuan dua arah jalan untuk memaksimalkan view, area
hunian pada sisi timur laut dipisahkan dengan halaman dalam untuk memecah zoning
masa meskipun hanya memiliki satu masa bangunan. Pertimbangan iklim memberikan
menyebabkan bukaan pada akses sirkulasi dengan penambahan roster dengan
ditambahkan tempat interaksi sosial berada di seluruh lantai bangunan, tempat
berjualan ada di depan bangunan serta letak tangga ada di tiga titik arah timur, barat
laut dan barat. Pengolahan limbah hunian sebagai air penyiraman tumbuhan bagi
tumbuhan yang dapat digunakan sehari-hari serta bukaan alami sebagai jalur
masuknya pencahayaan dan penghawaan alami bagi penghuni bangunan.
Keamanan penghuni dengan cara penambahan akses jalur khusus penghuni
bangunan dengan dilengkapi oleh pembatas, pemberian dua pintu bangunan untuk
askes utama dari depan bangunan serta tempat parkir penghuni dan umum dibedakan
letaknya dengan pertimbangan keamanan kendaraan khususnya kendaraan bermotor.
Collections
- Architecture [3718]