dc.description.abstract | Problematika limbah industri semakin menjadi perhatian global, khususnya di
Indonesia, termasuk dalam industri minuman fermentasi gandum yang memiliki
nilai ekonomi signifikan dan kontribusi besar terhadap pendapatan negara. Industri
ini menghasilkan limbah padat berupa sludge yang memerlukan pengolahan khusus
untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi karakteristik dan jumlah sludge IPAL yang dihasilkan,
mengevaluasi tingkat toksisitasnya, serta menganalisis potensi ekonominya sebagai
pupuk organik. Data uji karakteristik menunjukkan bahwa sludge ini tidak mudah
meledak, tidak mudah nyala, tidak reaktif, dan tidak korosif, sehingga aman dalam
konteks lingkungan. Hasil uji toksisitas menunjukkan bahwa sludge ini memenuhi
baku mutu untuk seluruh parameter uji TCLP A dan TCLP B. Namun demikian,
untuk parameter uji LD50 meski termasuk dalam kelas kategori slighty toxic dengan nilai
>5g/KgBB, namun tidak cukup untuk memenuhi standar Relatif Kurang Berbahaya karena
tidak >15g/KgBB. Untuk dapat ditetapkan status limbah menjadi Limbah nonB3
perlu dilakukan uji tahap akhir, yaitu uji toksikologi subkronis guna memastikan
keamanan pupuk organik dalam penggunaan jangka panjang. Dari segi ekonomi,
penggunaan sludge sebagai pupuk organik dapat menghemat biaya pengelolaan
limbah hingga 86%, mengurangi biaya dari Rp 3.053.270.000 menjadi Rp
416.355.000 per tahun, serta menghasilkan keuntungan dari penjualan pupuk
kompos yang diproyeksikan mencapai Rp 4.024.765.000, dan bisa meningkat
hingga Rp 5.412.615.000 jika sludge dikecualikan dari kategori Limbah B3.
Penelitian ini mengusulkan bahwa pemanfaatan sludge IPAL sebagai pupuk organik
tidak hanya mendukung efisiensi industri dan pertanian berkelanjutan tetapi juga
berkontribusi pada pengelolaan limbah yang lebih efektif dan ramah lingkungan. | en_US |