Show simple item record

dc.contributor.authorSolihin, Isnain Ramadhan Kadafi
dc.date.accessioned2024-06-25T03:33:50Z
dc.date.available2024-06-25T03:33:50Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/50305
dc.description.abstractIndustri penerbangan Indonesia berkembang pesat dengan PT Dirgantara Indonesia yang mampu memproduksi pesawat terbang secara mandiri, bekerja sama dengan perusahaan asing. Kelancaran produksi sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku, terutama metal, yang harus tersedia tepat waktu. PT Dirgantara Indonesia menggunakan metode Periodic Review System untuk mengendalikan persediaan bahan baku pada program Airbus Helicopter. Namun, metode ini masih menyebabkan ketidaksesuaian antara kebutuhan dan persediaan material, mengakibatkan stok berlebih dan menghambat optimalisasi proses pengadaan. Pada penelitian ini diusulkan penggunaan metode Economic Order Quantity untuk membantu menentukan kuantitas optimal yang dapat meminimalkan biaya penyimpanan dan pemesanan. Pemilihan material pada kasus ini merupakan material komoditas utama dalam produksi pesawat pada program Airbus Helicopter sehingga hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bertujuan untuk membantu perusahaan dalam menentukan kuantitas pemesanan, kuantitas pengamanan, titik pemesanan kembali, total biaya, dan penentuan stok pengaman untuk melindungi dari kemungkinan kekurangan stok yang akibat penggunaan bahan baku yang melebihi perkiraan, dengan tetap memperhitungkan agar tidal terjadi over stock.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectEconomic Order Quantityen_US
dc.subjectProses Pengadaanen_US
dc.subjectPT Dirgantara Indonesiaen_US
dc.subjectStok Pengamanen_US
dc.subjectTotal Biayaen_US
dc.titleAnalisis Persediaan Bahan Baku Metal Pada Program Airbus Helicopters menggunakan Metode Economic Order Quantity (Studi Kasus: PT Dirgantara Indonesia)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM20522028


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record