dc.description.abstract | Anak dengan hambatan pendengaran adalah anak dengan gangguan
pendengaran. Meskipun demikian, anak dengan hambatan pendengaran memiliki
hak dan kewajiban yang sama dalam pendidikan umum maupun pendidikan
agama. Salat adalah salah satu materi pendidikan Islam yang penting untuk
dipelajari oleh seluruh muslim termasuk anak dengan hambatan pendengaran. Hal
yang menarik untuk dikaji adalah ketika pembelajaran salat yang ada di Pondok
Pesantren Tuli Hibatullah diajarkan pada anak dengan hambatan pendengaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana metode dan hasil
pembelajaran salat bagi anak dengan hambatan pendengaran di Pondok Pesantren
Tuli Hibatullah. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah pimpinan pondok
pesantren, pendidik dan wali santri. Penentuan subjek penelitian dilaksanakan
memakai teknik purposive berjumlah 4 orang informan. Metode pengumpulan data
memakai metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data
memakai model Miles dan Huberman dengan langkah-langkah sebagai berikut:
pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, metode pembelajaran salat
yang dipakai oleh pendidikan dan orangtua santri yaitu metode ceramah,
demonstrasi, pengulangan, pembiasaan, keteladanan, tanya jawab, dan metode A
MA BA. Kedua, metode pembelajaran yang dipakai memberikan hasil yang baik
sesuai dengan kemampuan masing-masing santri diantaranya anak mampu
melaksanakan salat dengan gerakan sesuai sunnah mulai dari takbirotul ikrom
sampai salam. Anak juga mampu melaksanakan salat dengan mandiri, baik salat
wajib maupun salat sunnah. Selain itu anak juga mampu menghafal dan
mengucapkan bacaan salat mulai dari doa iftitah sampai doa tahiyat. | en_US |