dc.description.abstract | Latar Belakang: Menurut pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan RI
situasi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS), anak usia sekolah 7 sampai 12
tahun merupakan konsumen tersering dalam mengonsumsi makanan jajanan.
Makanan jajanan yang sering ditemui sebagian besar mengandung unsur
karbohidrat dan sedikit protein, ditambah adanya Bahan Tambahan Pangan
(BTP). Konsumsi berlebih dalam jangka panjang akan berdampak pada status
gizi anak. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui hubungan
antara pola konsumsi jajanan dengan status gizi anak usia sekolah.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan pola konsumsi jajanan dengan status
gizi anak usia 10-12 tahun di beberapa sekolah dasar Kabupaten Sleman.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional
dengan desain case control. Sampel pada penelitian ini menggunakan purposive
sampling didapatkan sebanyak 57 sampel dari tiga sekolah dasar di Kabupaten
Sleman. Pengambilan data menggunakan data primer yang diambil langsung
dari hasil wawancara dan juga pengukuran tinggi badan dan berat badan pada
anak usia sekolah 10-12 tahun.
Hasil: Didapatkan 57 sampel pada penelitian ini terdiri dari anak usia 10-12
tahun. Dari 57 sampel, 35 memiliki status gizi normal dan 22 memiliki status gizi
tidak normal. Status gizi tidak normal mencakup, sangat kurus, kurus, gemuk,
dan obesitas. Hasil uji chi-square pada analisis bivariat antara frekuensi
(p=0,325), jumlah (p=0,325) konsumsi jajanan dengan status gizi menunjukkan
tidak terdapat hubungan yang bermakna pada dua variabel tersebut dengan
status gizi.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara pola konsumsi jajanan dengan
status gizi anak usia 10-12 tahun di sekolah dasar Kabupaten Sleman. | en_US |