dc.description.abstract | Fenomena Married by accident (MBA) merupakan permasalahan sosial yang
kompleks dan melibatkan berbagai dimensi. Dalam konteks kasus MBA, peran
penyuluh memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan perlindungan hak-
hak dalam pernikahan serta kepentingan semua pihak yang terlibat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi penyuluh KUA Kapanewon Depok terkait
peluang pasangan MBA dalam mewujudkan keluarga sakīnah mawaddah
warahmah serta peran dan tantangan penyuluh KUA Kapanewon Depok dalam
pembentukan keluarga sakīnah mawaddah warahmah pasca MBA. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi lapangan, berfokus pada
persepsi penyuluh KUA Kapanewon Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
persepsi penyuluh KUA Kapanewon Depok terhadap pasangan MBA untuk
mewujudkan keluarga sakīnah mawaddah warahmah adalah peluang mencapai
keluarga sakīnah, mawaddah, dan warahmah (SAMAWA) bagi pasangan MBA
sekitar 50%, bergantung pada bagaimana pasangan tersebut membangun hubungan
keluarga dengan melakukan tobat, memiliki niat yang kuat, dan melakukan usaha
maksimal. Selain itu, diperlukan perbaikan interaksi dan peningkatan pengetahuan
mereka untuk membantu pasangan MBA dalam tahap awal mewujudkan keluarga
sakīnah mawaddah warahmah. Dukungan dari pihak luar seperti orangtua,
masyarakat, dan instansi pemerintahan juga diperlukan dalam mewujudkan
keluarga sakīnah mawaddah warahmah oleh pasangan MBA. Peran Penyuluh
KUA Kapanewon Depok dalam pembentukan keluarga sakīnah mawaddah
warahmah pasca MBA adalah sebagai Agen Perubahan dan Pembimbing serta
Penjaga Moral bagi pasangan MBA. Mereka juga memberikan bimbingan khusus
kepada pasangan MBA untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi mereka.
Tantangan yang dihadapi oleh penyuluh KUA Kapanewon Depok dalam kasus
seperti ini meliputi ketidakkooperatifan pihak keluarga pasangan MBA serta
perbedaan tingkat keimanan antar pasangan, yang membuat sulit untuk mencapai
kesepakatan bersama. | en_US |