dc.description.abstract | Latar Belakang: Jenis perokok terdapat perokok aktif dan pasif. Perokok aktif
adalah individu yang aktif menghisap langsung dari rokok tembakaunya,
sedangkan perokok pasif adalah individu yang berada di sekitar perokok aktif yang
terpapar asap rokok dan secara tidak sengaja menghirup asap rokok tersebut.
Kedua jenis perokok tersebut dapat merugikan kesehatan, akan tetapi perokok
pasif lebih berbahaya untuk kesehatan. Dampak negatif rokok dan asapnya sangat
mempengaruhi tumbuh kembang janin/bayi. Dikarenakan dengan bayi yang lahir
dengan berat badan yang tidak normal, maka akan mudah sekali terjadi hambatan
tumbuh-kembang, kematian janin di dalam Rahim dan meningkatkan risiko
kematian janin mendadak. Pada kajian awal yang dilakukan di RSUD dr
Tjitrowardojo Purworejo, terdapat jumlah angka kelahiran rata-rata 100 per bulan.
Bila dihitung dari bulan Januari tahun 2023, terdapat angka kelahiran rata-rata 600
kelahiran hingga bulan Juli 2023. Sekitar 20% diantara rata-rata 600 kelahiran
tersebut, mengalami kejadian BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran ibu hamil perokok pasif dengan luaran bayi BBLR di RSUD dr
Tjitrowardojo Purworejo.
Metode Penelitian: Penelitian ini yaitu penelitian studi deskriptif, yaitu
metodepenelitian yang menggambarkan karakteristik populasi atau fenomena
yangsedang diteliti secara lebih mendalam, terperinci, dan luas. Penelitian
dilakukandi RSUD dr Tjitrowardojo, dalam rentang waktu penelitian ini dilakukan
dari bulanNovember 2023.
Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil perokok pasif paling banyak
berusia 20-35 tahun (82,2%), berpendidikan SMA/SMK (51,8%), dan sebagian
besar adalah Ibu Rumah Tangga (73,4%). Sebagian besar (58,2%) sering terpapar
asap rokok di luar rumah, dengan anggota keluarga perokok aktif (81%). Mayoritas
ibu terpapar rokok jenis filter (83,5%) dengan konsumsi 1-10 batang per hari dan
durasi paparan kurang dari 7 jam (77,2%). Sebagian besar tidak memiliki riwayat
BBLR, hipertensi, penyakit kronis, atau stres saat hamil. Meskipun 94,9% memiliki
akses ke fasilitas kesehatan, hanya 50,6% memeriksakan kehamilannya di RSUD
Dr. Tirtowardojo Purworejo. Sebanyak 87,3% responden mengetahui dampak
negatif merokok, dan 75,9% menyadari risiko paparan asap rokok terhadap
kejadian BBLR. Cara menghindari asap rokok bervariasi, dengan 49,4%
menggunakan masker/sapu tangan.
Simpulan: Melalui studi deskriptif, didapatkan gambaran ibu hamil perokok pasif
dengan luaran bayi BBLR di RSUD dr Tjitrowardojo Purworejo. Hasil yang
ditemukan meliputi frekuensi paparan (1-10 batang per hari), durasi paparan
(kurang dari 7 jam), penggunaan masker (menggunakan masker), dan jenis rokok
(Filter). | en_US |