Show simple item record

dc.contributor.authorMaulana, Gibran Akhmad
dc.date.accessioned2024-05-31T08:10:51Z
dc.date.available2024-05-31T08:10:51Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/49786
dc.description.abstractLatar Belakang: Jenis perokok terdapat perokok aktif dan pasif. Perokok aktif adalah individu yang aktif menghisap langsung dari rokok tembakaunya, sedangkan perokok pasif adalah individu yang berada di sekitar perokok aktif yang terpapar asap rokok dan secara tidak sengaja menghirup asap rokok tersebut. Kedua jenis perokok tersebut dapat merugikan kesehatan, akan tetapi perokok pasif lebih berbahaya untuk kesehatan. Dampak negatif rokok dan asapnya sangat mempengaruhi tumbuh kembang janin/bayi. Dikarenakan dengan bayi yang lahir dengan berat badan yang tidak normal, maka akan mudah sekali terjadi hambatan tumbuh-kembang, kematian janin di dalam Rahim dan meningkatkan risiko kematian janin mendadak. Pada kajian awal yang dilakukan di RSUD dr Tjitrowardojo Purworejo, terdapat jumlah angka kelahiran rata-rata 100 per bulan. Bila dihitung dari bulan Januari tahun 2023, terdapat angka kelahiran rata-rata 600 kelahiran hingga bulan Juli 2023. Sekitar 20% diantara rata-rata 600 kelahiran tersebut, mengalami kejadian BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ibu hamil perokok pasif dengan luaran bayi BBLR di RSUD dr Tjitrowardojo Purworejo. Metode Penelitian: Penelitian ini yaitu penelitian studi deskriptif, yaitu metodepenelitian yang menggambarkan karakteristik populasi atau fenomena yangsedang diteliti secara lebih mendalam, terperinci, dan luas. Penelitian dilakukandi RSUD dr Tjitrowardojo, dalam rentang waktu penelitian ini dilakukan dari bulanNovember 2023. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil perokok pasif paling banyak berusia 20-35 tahun (82,2%), berpendidikan SMA/SMK (51,8%), dan sebagian besar adalah Ibu Rumah Tangga (73,4%). Sebagian besar (58,2%) sering terpapar asap rokok di luar rumah, dengan anggota keluarga perokok aktif (81%). Mayoritas ibu terpapar rokok jenis filter (83,5%) dengan konsumsi 1-10 batang per hari dan durasi paparan kurang dari 7 jam (77,2%). Sebagian besar tidak memiliki riwayat BBLR, hipertensi, penyakit kronis, atau stres saat hamil. Meskipun 94,9% memiliki akses ke fasilitas kesehatan, hanya 50,6% memeriksakan kehamilannya di RSUD Dr. Tirtowardojo Purworejo. Sebanyak 87,3% responden mengetahui dampak negatif merokok, dan 75,9% menyadari risiko paparan asap rokok terhadap kejadian BBLR. Cara menghindari asap rokok bervariasi, dengan 49,4% menggunakan masker/sapu tangan. Simpulan: Melalui studi deskriptif, didapatkan gambaran ibu hamil perokok pasif dengan luaran bayi BBLR di RSUD dr Tjitrowardojo Purworejo. Hasil yang ditemukan meliputi frekuensi paparan (1-10 batang per hari), durasi paparan (kurang dari 7 jam), penggunaan masker (menggunakan masker), dan jenis rokok (Filter).en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectkejadian BBLRen_US
dc.subjectPerokok Pasifen_US
dc.subjectIbu Hamilen_US
dc.titleGambaran Ibu Hamil Perokok Pasif dengan Luaran Bayi Bblr di RSUD dr Tjitrowardojo Purworejoen_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM18711150


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record