Candi Borobudur Sebagai Identitas Kompetitif Indonesia Dalam World Heritage Sites
Abstract
Candi Borobudur merupakan monumen Buddha peninggalan masa Dinasti
Syailendra sekitar abad ke-8 hingga ke-9 yang secara resmi diakui sebagai World
Heritage Sites (WHS) pada tahun 1991. WHS menjadi program kebanggan
UNESCO yang dapat meningkatkan prestise bagi negara yang memilikinya.
Indonesia sendiri saat ini telah memiliki 18 situs yang terdaftar dalam WHS,
sayangnya belum mampu masuk dalam Top 10 Countries with The Most UNESCO
World Heritage Sites yang didalamnya berisikan negara-negara dengan jumlah
situs lebih dari 20. Hal ini menjadikan Indonesia belum dapat memaksimalkan label
presites WHS yang sejatinya mampu meningkatkan pariwisata dan ekonomi suatu
negara. Berdasarkan hal tersebut, tulisan ini mencoba untuk menjabarkan
bagaimana strategi Pemerintah Indonesia untuk menjadikan Candi Borobudur
sebagai identitas kompetitif Indonesia dalam WHS. Teori yang digunakan adalah
Competitive Identity (CI) dari Simon Anholt. Pada akhirnya, dari penerapan
strategi CI menjadi maksimal bagi Indonesia dalam memanfaatkan label bergengsi
Candi Borobudur sebagai World Heritage Sites yang mampu membangkitkan
pariwisata dan perekonomian Indonesia
Collections
- International Relations [596]