dc.description.abstract | Latar Belakang: Pada tahun 2022 jumlah penduduk indoensia mencapai 275,55
juta jiwa yang mengalami peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya. Program
keluarga berencana (KB) menjadi strategi untuk mengendalikan pertumbuhan
penduduk. Salah satu jenis kontrasepsi yang cukup diminati di NTB dengan tingkat
keberhasilan yang tinggi adalah intrauterine device (IUD). Salah satu efek samping
yang ditimbulkan dari pemasangan IUD adalah ekspulsi. Ekspulsi IUD adalah
terjadinya pengeluaran IUD dari uterus yang biasanya terjadi pada bulan bulan
pertama setelah pemasangan. kejadian ekspulsi IUD menjadi permasalahan yang
penting. Apabila terjadi ekspulsi IUD maka dikatakan pemasangan IUD tidak
berhasil atau gagal. setelah pemasangan IUD postpartum beberapa faktor
penyebab kejadian ekspulsi bervariasi berdasarkan waktu pemasangan, jenis
persalinan dan jenis IUD yang digunakan.
Tujuan: Mengetahui hubungan metode persalinan terhadap kejadian ekspulsi IUD
pastpartum di Rumah sakit Umum Daerah Provinsi NTB
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang di lakukan di
RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai bulan September 2023. Populasi
penelitian ini merupakan akseptor IUD postpartum dari bulan januari 2022 –
Agustus 2023 dengan pengambilan sample menggunakan purposive sampling
dan penghitungan sampel menggunakan rumus lemeshow. Total sampel yang
memenuhi kriteria mencapai 34 sampel. Keseluruhan sampel dianalisis secara
univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square.
Hasil : hasil penelitian di dapatkkan sebanyak 14,7% responden yang melahirkan
secara SC mengalami ekspulsi IUD. Sedangkan 76,5% lainnya tidak mengalami
ekspulsi IUD.hubungan antara metode persalinan dengan kejadian ekspulsi IUD
dengan p value > 0,05 yaitu 1.00 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan
antara metode persalinan dengan kejadian ekspulsi IUD.
Simpulan: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara metode persalinan
dengan kejadian ekspulsi IUD | en_US |