Efek Ekstrak Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb.) Terhadap Aktivitas Superoxide Dismutase (SOD) Hepar Pada Tikus Wistar yang diinduksi Parasetamol
Abstract
Latar Belakang: Parasetamol merupakan obat analgesik dan antipiretik yang
umum digunakan. Parasetamol dosis toksik menimbulkan kerusakan hepar
melalui metabolit toksik yaitu N-acetyl-p-benzoquinonemine (NAPQI) yang dapat
meningkatkan stress oksidatif. Salah satu antioksidan dalam tubuh adalah enzim
superoxide dismutase (SOD). Temulawak mengandung kurkuminoid dan
xanthorrizol yang mampu meningkatkan aktivitas SOD dan menghambat stress
oksidatif.
Tujuan Penelitian: mengetahui efek pemberian ekstrak temulawak terhadap
aktivitas SOD hepar pada Tikus Wistar yang diinduksi parasetamol.
Metode Penelitian: Penelitian true experimental dengan post-test only with control
group design. Sebanyak 25 ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu K1
diberikan aquadest, K2 diberikan parasetamol 2000mg/kgBB pada 3 hari terakhir,
P1 diberikan ekstrak temulawak 800mg/kgBB, P2 diberikan ekstrak temulawak
1600mg/kgBB, dan P3 diberikan ekstrak temulawak 3200mg/kgBB. Pemberian
ekstrak temulawak dilakukan selama 14 hari. Kelompok P1, P2, dan P3 diberikan
parasetamol 2000mg/kgBB pada 3 hari terakhir. Pada hari ke-15 tikus diterminasi
dan dilakukan pengukuran aktivitas SOD hepar.
Hasil: Hasil uji statistik ANOVA menunjukkan terdapat pengaruh pemberian
ekstrak temulawak pada tikus yang diinduksi parasetamol terhadap aktivitas SOD
hepar (p=0,000).
Simpulan: Terdapat efek ekstrak temulawak terhadap aktivitas superoxide
dismutase (SOD) hepar. Dosis ekstrak temulawak yang paling efektif adalah
3200mg/kgBB.
Collections
- Medical Education [2418]