dc.description.abstract | Pembangunan merupakan pondasi penting dalam perkembangan suatu negara.
Indonesia sebagai negara berkembang berusaha untuk memperbaiki beberapa
sektor yang masih kurang. Perdagangan, pariwisata, dan investasi atau yang
disebut TTI merupakan lini penting yang tak luput dari sorotan presiden Joko
Widodo pada periode 2014-2019. Hal ini juga akibat dari arah kebijakan
pemerintahan sebelum Joko Widodo yang belum berfokus pada pembangunan
infrastruktur. Seiring dengan kebangkitan Tiongkok, Indonesia mencoba
mengambil kesempatan untuk lebih mempererat hubungan yang sebelumnya
pasang-surut. Hal ini dicerminkan dengan berbagai agenda politik yang
dicanangkan pada masa pemerintahannya, seperti pembuatan Nawacita,
komitmen BRI, AIIB, hingga pembuatan relaksasi kebijakan bertahap bagi para
investor. Penelitian ini akan berupaya menganalisis ketergantungan Indonesia
yang terjadi kepada Tiongkok menggunakan teori ‘dependencia’ oleh Raul
Prebisch dengan menggunakan metode kuantitatif. Ia menyebutkan ada parameter
dari terjadinya ketergantungan yaitu, negara Periferi sebagai pusat ekstraksi
komoditas primer sekaligus pasar barang sekunder Pusat dan ketergantungan
Periferi akibat perkembangan teknologi oleh Pusat. Defisit neraca perdagangan,
ketimpangan ekspor primer dan impor sekunder, serta kemajuan inovasi dan
teknologi di Indonesia terhadap Tiongkok membuktikan bagaimana Indonesia
selaku periferi perlahan masuk ke dalam dominasi Tiongkok sebagai negara pusat
sepanjang era pemerintahan Joko Widodo yang pertama. | en_US |