dc.description.abstract | Latar Belakang: Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥
140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi dapat menyerang berbagai
usia dan dikatakan sebagai “the silent killer” karena tanpa keluhan. Hipertensi
dapat diatasi dengan terapi nonfarmakologi maupun terapi farmakologi dalam
jangka panjang. Namun, pemilihan obat sebagai terapi antihipertensi terkadang
belum sesuai pedoman yang ada.
Tujuan Penelitian: Mengetahui pola peresepan obat pada kasus hipertensi di unit
rawat jalan poli penyakit dalam RS PKU Muhammadiyah Bantul pada bulan
Januari-Juni tahun 2023
Metode Penelitian: Penelitian merupakan penelitian observasional dengan
pendekatan cross sectional secara retrospektif tanpa intervensi apapun. Desain
penelitian adalah deskriptif untuk menggambarkan pola peresepan obat
antihipertensi di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Jumlah sampel yang memenuhi
kriteria inklusi adalah 175 pasien. Analisis dilakukan secara univariat
menggunakan tabel distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan
crosstabulation.
Hasil Penelitian: Dari 175 pasien hipertensi unit rawat jalan RS PKU
Muhammadiyah Bantul didapatkan sebagian besar pasien lama, perempuan
(65%), berusia 55-64 tahun (40,6%). Pasien yang datang kebanyakan mengidap
hipertensi derajat 1 (65%) dan memiliki komorbid (91,4%). Pasien lebih banyak
diberikan peresepan politerapi (56%) dibandingkan monoterapi (37,1%).
Penggunaan antihipertensi terbanyak yaitu Amlodipin (n = 76) dan diikuti
Candesartan (n = 70). Tidak ditemukan adanya peresepan yang tidak sesuai
dengan kriteria Beers. Namun, terdapat beberapa potensi clinical inertia yang
dilihat berdasarkan pemilihan jenis terapi dan pemilihan obat yang berpotensi
berinteraksi.
Kesimpulan: Peresepan politerapi lebih banyak digunakan dengan penggunaan
antihipertensi terbanyak adalah Amlodipin. | en_US |