Evaluasi Kondisi Perkerasan mengunakan Pavement Condition Index (PCI) dan Prediksi Umur Pelayanan Jalan dengan Pemodelan Viskoelastik Studi Kasus: Jalan Koroulon–Joholanang Sta 0+00-1+00
Abstract
Ruas Jalan Koroulon-Joholanang merupakan salah satu jalan provinsi yang terletak di
Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten,
Provinsi Jawa Tengah. Ruas jalan ini melayani akses utama untuk mendistribusikan material berat
dari Gunung Merapi menuju daerah Klaten, Solo, dan sekitarnya. Selain itu, jalur ini juga menjadi
salah satu alternatif jalan menuju Objek Wisata Prambanan. Namun, tingginya beban lalu lintas yang
harus dilayani tidak diiringi dengan kondisi jalan yang baik. Oleh karena itu, evaluasi terkait kondisi
perkerasan jalan dirasa perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan jalan.
Penelitian ini dilakukan pada Ruas Jalan Koroulon-Joholanang sepanjang 1 Km. Dalam
penelitian ini, metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi perkerasan jalan adalah dengan
menggunakan metode empiris dan mekanistik-empiris. Metode empiris menggunakan metode
Pavement Condition Index (PCI). Evaluasi lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan metode
mekanistik-empiris menggunakan aplikasi KENPAVE dengan pemodelan viskoelastik untuk
menentukan umur perkerasan jalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ruas Jalan Koroulon-Joholanang memiliki tingkat
kerusakan cukup parah dengan nilai akhir PCI sebesar 51,45 dan termasuk dalam kategori poor.
Kerusakan yang paling dominan terjadi adalah kerusakan polished agregat atau agregat licin dengan
persentase density sebesar 37,9 %, kerusakan lane shoulder drop off atau jalur / bahu turun dengan
rerata density 20,77 %, dan alligator cracking atau kerusakan retak kulit buaya dengan rerata density
9,84 %. Evaluasi lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan aplikasi KENPAVE dengan
pemodelan viskoelastik. Hasil analisis dengan menggunakan aplikasi KENPAVE menunjukkan
bahwa kerusakan pertama yang akan terjadi adalah kerusakan permanent deformation dengan umur
layanan selama 3 tahun, kemudian kerusakan rutting dengan umur layanan selama 41 tahun, dan
yang terakhir adalah kerusakan fatigue cracking dengan umur layanan selama 45 tahun.
Collections
- Civil Engineering [4258]