Perancangan Creative Hub dengan Pendekatan Kenyamanan dan Kesehatan Ruang di Kota Tasikmalaya
Abstract
Pada zaman sekarang, aktivitas industri baik rumah tangga sebagian besar menghasilkan residu yang dapat mencemari lingkungan. Akibatnya, kualitas lingkungan menjadi menurun dan perlahan-lahan manusia akan ikut terdampak. Meskipun begitu, kebutuhan ruang bagi manusia tidak akan ada habisnya. Berkembangnya daya pikir dan kualitas hidup cukup dipengaruhi oleh fasilitas fasilitas yang diwadahi dalam suatu bangunan. Dengan mempertimbangkan kedua hal tersebut, maka akan lebih baik jika perancangan suatu bangunan disertai dengan pengujian bangunan untuk meminimalisir dampak yang akan terjadi di masa yang akan datang. Selain itu, pada masa sekarang, informasi didapatkan dengan sangat mudah, sehingga inisiatif untuk mencari tahu suatu hal pun semakin tinggi. Namun, semakin tinggi inisiatif tersebut, membuat manusia memiliki sifat individualitas yang tinggi karena merasa mampu mencari informasi seorang diri. Padahal, dengan dilakukannya diskusi dan kolaborasi, tujuan yang dicapai akan lebih maksimal karena akan ada banyak kepala yang menuangkan ide-idenya. Maka dari itu, Creative Hub akan sangan membantu dalam hal melestarikan kebudayaan tradisional, berdiskusi serta berkolaborasi untuk mewujudkan ide yang maksimal. Sebagai ruang kreatif, seharusnya rancangan dapat mewadahi para pelaku kreatif, hingga dapat menciptakan lingkungan dan suasana yang kreatif. Lingkungan kreatif menurut Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi meliputi beberapa kriteria dasar yaitu kenyamanan, keterbukaan, dan aksesibilitas. Selain itu, Lloyd pada tahun 2009 mengatakan bahwa ruang kreatif harus menunjukkan atensi (attention), stimulasi (stimulation) dan fokus (focus) untuk menumbuhkan iklim kreatif. Poin-poin tersebut dapat diwujudkan dengan merancang ruang yang fleksibel dan memiliki suasana baru yang dapat memberikan pandangan baru untuk penggunanya. Proyek SADA yang diambil yaitu perancangan Creative Hub dengan fasilitas ruang pameran, sanggar seni, auditorium, area untuk workshop, serta berdiskusi. Creative Hub dipilih karena Kota Tasikmalaya merupakan kota yang banyak akan karya seni. Salah satu visi Kota Tasikmalaya yaitu melestarikan kebudayaan tradisionalnya. Perancangan Proyek Studio Akhir Desain Arsitektur (SADA) menggunakan aspek kenyamanan dan kesehatan ruang meningkatkan sebagai produktivitas upaya kerja untuk serta mengurangi dampak terjadinya perubahan iklim mikro, khususnya pada sekitar kawasan. Selain untuk produktivitas kerja, rancangan akan dilengkapi dengan ruang terbuka hijau sebagai upaya untuk mengurangi dampak dari isu lingkungan kawasan yang berada di Kota Tasikmalaya yaitu terdapatnya fenomena UHI yang disebabkan oleh tutupan lahan hijau dan semakin banyaknya mobilitas menggunakan kendaraan bermotor, khususnya di pusat Kota Tasikmalaya.
Collections
- Architecture [3683]