Pengaruh Pemberian Tepung Umbi Garut Terhadap Gambaran Histomorfologi Jantung Mencit yang diinduksi Aging menggunakan D-galaktosa
Abstract
Latar Belakang: Populasi usia lanjut mengalami peningkatan. Penuaan dapat
mengakibatkan berbagai penyakit jantung, seperti gagal jantung, hipertensi,
penyakit jantung koroner (PJK). Penuaan terjadi karena peningkatan stress
oksidatif. Umbi garut (Maranta arundinacea L.) berpotensi untuk menurunkan
stress oksidatif.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian diet
umbi garut terhadap gambaran histomorfologi jantung mencit yang diinduksi aging
menggunakan D-Galaktosa.
Metode Penelitian: Desain riset yang dilakukan adalah true experimental post test
control group design menggunakan mencit Mus musculus Balb/C yang diinduksi
D-Galaktosa. Enam belas preparat jantung mencit (masing-masing 4 preparat)
adalah berasal dari kelompok kontrol sehat dengan pakan standar (KS), kontrol
negatif dengan induksi D-galatosa dan pakan standar (KN), kelompok pakan garut
45% dengan induksi D-galaktosa (P1), dan kelompok pakan garut 60% dengan
induksi D-galaktosa (P2). Induksi D-Galaktosa (300 mg/KgBB/hari) diberikan
melalui oral selama 6 minggu. Analisis perbedaan ketebalan ventrikel
menggunakan one way ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil: Rata-rata ketebalan ventrikel kanan pada keempat kelompok berturut-turut
adalah 0,4975 ± 0,03; 0,4175 ± 0,10; 0,5400 ± 0,08; 0,4250 ± 0,06 (p value=0,099).
Rata-rata ketebalan ventrikel kiri adalah 1,5750 ± 0,24; 1,4700 ± 0,19; 1,8175 ±
0,44; 1,5275 ± 0,11 (p value=0,335). Jarak interstisial jantung pada keempat
kelompok memiliki kepadatan yang relatif sama.
Kesimpulan: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pemberian tepung umbi
garut terhadap gambaran histomorfologi jantung mencit yang diinduksi aging
menggunakan D-Galaktosa.
Collections
- Medical Education [2418]