Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Angkatan 2015 Terhadap Praktikum Kering Farmakologi

Abstract

Latar Belakang : Farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi suatu zat kimia terhadap tubuh melalui proses-proses kimia. Mahasiswa kedokteran harus mempunyai pondasi ilmu farmakologi yang kuat sebagai dasar terapetik. FK UII menerapkan PBL sejak tahun 2001 dengan kegiatan pembelajaran berdasarkan PBL yaitu tutorial, kuliah pakar, keterampilan medik, dan praktikum. Pembelajaran Farmakologi di FK UII juga terintegrasi dengan sistem PBL. Departemen Farmakologi FK UII telah membuat suatu inovasi Praktikum Kering pada Blok Infeksi 2.2 tentang antibiotik. Evaluasi terhadap inovasi Praktikum Kering Farmakologi FK UII belum dilakukan. Tujuan : Untuk mengetahui persepsi mahasiswa FK UII angkatan 2015 terhadap Praktikum Kering Farmakologi Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam dengan jumlah subyek 13 orang yang dipilih dengan metode maximum variation sampling. Hasil : Persepsi mahasiswa bahwa metode Praktikum Kering Farmakologi dapat meningkatkan pencapaian pengetahuan meliputi pemahaman, stimulasi applikasi pengetahuan, stimulasi memori, dan pembelajaran kelompok. Selain itu, praktikum tersebut juga berdampak pada self regulated learning berupa motivasi mandiri, motivasi mengikuti praktikum, dan applikasi gaya belajar. Hasil penelitian juga menunjukkan kegiatan game dan pencarian referensi pada Praktikum Kering Farmakologi terutama pada saat pengisian tabel obat merupakan bentuk implementasi active learning. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan terdapat faktor-faktor yang mendukung pembelajaran di laboratorium meliputi human resources, sumber belajar, assessment, lingkungan belajar, kecukupan sarana praktikum, dan jadwal praktikum. Kesimpulan : Kegiatan Praktikum Kering Farmakologi mempunyai dampak positif pada pembelajaran, self regulated learning, dan active learning mahasiswa. Dampak tersebut dirasakan oleh beberapa mahasiswa belum optimal. Oleh sebab itu, untuk memaksimalkan manfaat praktikum tersebut Departemen Farmakologi perlu memperhatikan faktor-faktor yang mendukung pembelajaran di laboratorium Farmakologi.