Show simple item record

dc.contributor.authorRachman, Muzacky
dc.date.accessioned2024-05-11T08:08:55Z
dc.date.available2024-05-11T08:08:55Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/49118
dc.description.abstractJaringan Jalan Lintas Selatan (JJLS) di kabupaten Gunungkidul menghubungkan antara Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Jawa Timur bagian selatan. Di dalam pembangunan tersebut terdapat gunung kapur yang dibelah dan diratakan untuk membangun jalan tersebut. Dalam pembangunannya untuk mendapatkan elevasi rencana dibutuhkan galian maupun timbunan tanah baru. Pada Sta. 2+375 untuk bisa mencapai elevasi rencana, maka dilakukan timbunan tanah baru diatas tanah dasar dan membentuk sebuah lereng pada sisi kanan dan kiri badan jalan. Sebuah lereng perlu mendapatkan perkuatan agar dapat mencapai faktor keamanan yang direncanakan. Analisis stabilitas lereng menggunakan parameter data sekunder yang didapat dari laporan penyelidikan geotek trase Planjan-Baron-Tepus tahun 2020. Sedangkan gambar rencana didapatkan dari desain pembangunan ruas jalan Planjan-Baron-Tepus, 2019. Dalam proses analisis dan pemodelan 2D digunakan bantuan program PLAXIS versi 22. Selain itu dipakai juga metode keseimbangan batas Fellenius dan metode elemen hingga untuk menganalisis stabilitas lereng sekaligus mencari faktor keamanannya. Untuk melakukan perkuatan pada lereng timbunan dipakai geosintetik berjenis geotekstil woven dengan arah pemasangan secara horizontal. Berdasarkan hasil analisis stabilitas lereng timbunan diperoleh hasil faktor keamanan pada lereng dengan menggunakan metode manual Fellenius sebesar 1,017. Sedangkan dengan menggunakan program PLAXIS versi 22 didapatkan hasil angka aman sebesar 1,045 untuk beban sendiri (timbunan), 0,993 untuk beban beban sendiri (timbunan) dan beban kendaraan, 0,978 untuk beban beban sendiri (timbunan), beban kendaraan, dan beban gempa. Sedangkan untuk hasil angka aman yang sudah diperkuat geotekstil adalah 1,353 untuk beban sendiri (timbunan), 1,284 untuk beban sendiri (timbunan) dan beban kendaraan, 1,265 untuk beban sendiri (timbunan) beban kendaraan, dan beban gempa. Hal tersebut menandakan bahwa sebelum diberi perkuatan geotekstil lereng masih dalam keadaan labil dan rawan terjadi longsor, dan setelah diperkuat faktor keamanan menjadi naik cukup signifikan sebesar 1,353 > 1,25. Dengan demikian menandakan bahwa lereng menjadi relatif stabil dan potensi terjadinya longsor rendah (bowles, 1989).en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectStabilitas Lerengen_US
dc.subjectGeotekstilen_US
dc.subjectMetode Felleniusen_US
dc.subjectMetode Elemen Hinggaen_US
dc.titleAnalisis Stabilitas Lereng dengan Perkuatan Geotekstil mengunakan Metode Keseimbangan Batas dan Metode Elemen Hinggaen_US
dc.title.alternativeAnalysis Of Slope Stability With Geotextile Reinforcement Using Limit Equilibrium And Finite Element Methodsen_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM19511063


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record