Tugas Akhir Analisis Stabilitas Lereng Timbunan Jalan dengan Perkuatan Geotekstil dan Matras Bambu pada Jalan Tol Cibitung- Cilincing STA 3+550
Abstract
Pembangunan jalan tol Cibitung-Cilincing bertujuan untuk meningkatkan kapasitas jalan
dalam melayani lalu lintasi di sektor industri yang diharapkan dapat berguna dalam meningkatkan
produktivitas perekonomian di wilayah Kota Bekasi. Jalan tol ini banyak lereng yang terbuat dari
timbunan tanah untuk jalan. Penelitian ini dikhususkan pada timbunan lereng ruas tol Cibitung –
Cilincing Sta 3+550 dengan variasi tinggi lereng dan eksisting 3 m, 6 m, 9 m, dan 12 m yang
dianalisis dengan dua kondisi, yaitu pada saat masa konstruksi dan saat pasca konstruksi. Tujuan
dari penelitian ini untuk mendapatkan angka aman (SF), dan konsolidasi selama 365 hari. Analisis
stabilitas lereng dilakukan dengan menggunakan program plaxis v22 Untuk penanganan perkuatan
lereng timbunan yang belum aman digunakan perkuatan geotekstil woven UW-250 produksi PT.
Teknindo Geosistem Unggul, dan perkuatan matras bambu yang telah di uji lab oleh Balai Besar
Jalan Nasional Jawa Tengah – D.I Yogyakarta.
Nilai angka aman untuk variasi timbunan dan eksisting tanpa perkuatan 3 m, 6 m, 9 m, dan
12 m secara berturut pada masa konstruksi beban struktur sebesar 1,784; 1,334; 1,233; 1,118, dan
beban gempa sebesar 1,641; 1,234; 1,149; 1,051. perkuatan geotekstil 1 lapis, 6 m, 9 m, dan 12 m
beban struktur secara berturut sebesar 1,554; 1,338; 1,162 dan 1,394; 1,229; 1,088 untuk beban
gempa. Perkuatan Geotekstil sesuai perhitungan secara akibat beban struktur nilainya berturut
sebesar 2,024; 1,580; 1,485, dan beban gempa 1,576; 1,387; 1,320. Perkuatan Matras Bambu akibat
beban struktur secara berturut sebesar 2,031; 1,905; 1,711, dan 1,901; 1,806; 1,571. Selanjutnya
Pasca konstruksi tanpa perkuatan akibat beban lalu lintas 3m,6m,9m,12m secara berturut sebesar
1,473; 1,219; 1,171; 1,090, beban gempa 1,368; 1,099; 1,041; 1,023. Geotekstil 1 lapis akibat beban
lalu lintas 6m,9m,12m secara berturut sebesar 1,378; 1,251; 1,137, dan 1,227; 1,212; 1,061 beban
gempa. Geotekstil sesua hitungan secara berturut 1,871; 1,501; 1,329 beban lalu lintas, dan beban
gempa 1,411; 1,323; 1,303. Matras bambu secara berturut 1,841; 1,678; 1,509 beban lalu lintas,
1,467; 1,436; 1,432 beban gempa. Hasil analisis konsolidasi terendah di hasilkan matras bambu
untuk timbunan 12 m dan timbunan 6 m dan 9 m dihasilkan oleh geotekstil sesuai dengan
perhitungan kebutuhan.
Collections
- Civil Engineering [4240]