Aktivitas Antikanker dan Analisis Kandungan Kimia Tanaman Sungkai (Peronema canescens Jack) dan Jamur Endofit Terasosiasi
Abstract
Kanker merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi yang terus meningkat kasusnya
setiap tahun. Pengembangan jamur endofit mampu menjadi salah satu solusi untuk
mengatasi keterbatasan penggunaan bahan alam dalam terapi kanker. Daun sungkai
(Peronema canescens Jack) terbukti memiliki aktivitas menghambat sel kanker. Penelitian
ini bertujuan menguji aktivitas antikanker dari ekstrak daun sungkai dan jamur endofit
terasosiasi, serta menganalisis kandungan metabolit sekunder di dalamnya menggunakan
Ultra High-Performance Liquid Chromatography-High Resolution Mass Spectrometry
(UHPLC-HMRS). Ekstraksi daun sungkai dilakukan menggunakan remaserasi dengan
etanol. Ekstrak difraksinasi menggunakan pelarut n-heksan dan etil asetat. Endofit dari
daun sungkai diisolasi, diidentifikasi secara makroskopis, dan dikulturkan pada media
Potato Dextrose Agar (PDA) selama 14 hari. Ekstraksi terhadap endofit dilakukan dengan
sonikasi 60 menit 2x menggunakan pelarut etil asetat dan metanol. Ekstrak daun sungkai
dan jamur endofit terasosiasi kemudian dianalisis aktivitas antikankernya dengan MTT
assay pada sel kanker paru A549, sel osteosarcoma MG-63, dan sel normal fibroblast
HDFa. Penelitian ini memperoleh 48 isolat murni jamur endofit hasil kultur dari daun muda
dan tua sungkai dengan 11 jenis galur. Selanjutnya terpilih 5 jenis jamur, yaitu PCL-Y-34-
B, PCL-Y-48, PCL-O-9, PCL-O-11, dan PCL-O-23, dengan taxa secara berturut-turut
Phomopsis sp.; Neopestalotiopsis sp.; Lasiodiplodia sp.; Xylaria sp.; dan Phomopsis sp.
Dari ekstrak kelima jenis jamur endofit dalam masing-masing pelarut etil asetat dan
metanol, didapatkan bahwa ekstrak etil asetat PCL-Y-48 dan PCL-O-11 memiliki aktivitas
sitotoksik dengan kategori tertinggi jika dibandingkan dengan ekstrak dan fraksi daun
sungkai, serta ekstrak jamur endofit lainnya. Hasil identifikasi kandungan kimia juga
menunjukkan bahwa terdapat beberapa jenis senyawa potensial yang berperan penting
terhadap aktivitas sitotoksik.