Enkapsulasi NPK pada Biochar Kulit Salak (Salacca Edulis) dan Zeolit Alam Teraktivasi Sebagai Pupuk Lepas Lambat untuk Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea Reptans Poir)
Abstract
Sebagian besar limbah kulit salak yang ada saat ini masih belum dapat dimanfaatkan
dengan baik. Kulit salak memiliki manfaat dan potensi yang sangat besar sebagai
biochar yang dapat digunakan sebagai pupuk slow release. Tujuan dari penelitian ini
ialah untuk mengetahui penggunaan biochar dari kulit salak sebagai pupuk slow
release (SRF) serta pengaplikasian biochar dengan menggunakan campuran zeolit
alam teraktivasi untuk melihat efektivitasnya. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu preparasi kulit salak dengan dikeringkan pada suhu 70 °C dan
dilakukan aktivasi dengan cara merendam kulit salak dengan HNO3 selama 4 jam dan
dipirolisis selama 2 jam pada suhu 200 °C. Aktivasi zeolit alam menggunakan NaOH
dengan variasi kosentrasi 4, 6 dan 8M selama 1,5 jam. Selanjutnya dilakukan
karakterisasi pada biochar kulit salak dan zeolit alam teraktivasi menggunakan
instrumen AAS, FTIR, XRD, GSA dan SEM-EDX. Hasil dari penelitian ini
menggunakan AAS menunjukkan kandungan kalium pada kulit salak pada 100 mL
mencapai 7,175 mg/g, sedangkan pada 500 mL sebanyak 358,785 mg/g. Hasil
penelitian menggunakan FTIR menunjukkan adanya gugus fungsi O-H dan Si-O.
Adanya puncak tajam pada hasil XRD menunjukkan hasil sesuai dengan data pada
JCPDS. Karakterisasi pada GSA dimana zeolit 6 M yang digunakan. Hasil SEM-
EDX terdapat unsur NPK yang dibutuhkan. Pada pupuk NPK SRF zeolit-biochar
nilai N sebesar 1786,40 ppm, P sebesar 3151,67 ppm dan K sebesar 15,06 me%. Dari
hasil tersebut, pada pupuk NPK SRF zeolit-biochar mampu menahan unsur K jauh
lebih baik.
Collections
- Chemistry [556]