Perancangan Penjadwalan Preventive Maintenance untuk meminimalisir Biaya Downtime menggunakan Interval Waktu Pada Mesin Bucket Elevator (Studi Kasus pada PT. Wilmar Padi Indonesia Ngawi)
Abstract
Mesin sangat penting karena downtime dapat menghambat bahkan menghentikan
produksi. Pada penelitian ini ditemukan bahwa terjadi downtime yang tinggi pada
kategori mekanik yaitu pada bagian receiving, drying, silo, sering terjadi kerusakan pada
mesin bucket elevator. Penelitian ini menggunakan Total Productive Maintenance (TPM)
yang dimulai dengan menghitung Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big
Losses. Analisis Pareto Diagram dilakukan setelah perhitungan six big losses diketahui.
Kemudian menggunakan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) untuk menggambarkan
dan mengidentifikasi kegagalan serta dampak pada konsumen jika risiko tersebut tidak
dicegah. Hasil dari FMEA diperoleh bahwa komponen paling kritis sehingga perlu
tindakan. Tahap selanjutnya adalah mencari jarak antar kerusakan dan perbaikan dari
komponen bucket, bearing dan sprocket. Dilanjutkan dengan menghitung nilai Mean
Time To Failure (MTTF) dan Mean Time To Repair (MTTR) mesin bucket elevator lalu
menghitung biaya kerusakan dan biaya perawatan. Kemudian melakukan perbandingan
reliability sebelum dan sesudah penentuan interval waktu penggantian pencegahan
komponen. Terakhir, perancangan penjadwalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
inerja mesin bucket elevator tidak memenuhi persyaratan OEE. Meskipun satu nilai
(Perfomance Ratio) tidak mencapai target sedangkan Availability dan Quality Ratio
memenuhi target maka harus tetap mendapatkan perbaikan, improvement dan
replacement. Akar permasalahannya adalah kurangnya pengawasan, perawatan serta usia
mesin yang sudah tua. Biaya loss opportunity produksi yang terjadi dalam 6 bulan sebesar
242 juta dan setelah diterapkan perancangan penjadwalan Preventive Maintenance
dengan Interval waktu untuk perawatan dan perawatan karena kerusakan ada penurunan
biaya dengan rata-rata 79,47%.