Model Pengukuran Maturity Level K3 Berbasis Tingkat Kepuasan Kerja
Abstract
Dalam proyek pembanguan ketenagalistrikan saat ini, pemahaman tentang keselamatan dan
kesehatan kerja tampaknya belum diterapkan sepenuhnya. Salah satu bukti bahwa pemahaman
tentang keselamatan dan kesehatan kerja belum sepenuhnya diterapkan adalah pekerja masih
tidak menyadari bahaya dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Berdasarkan masalah
tersebut, apakah faktor instrinsik (motivasi) dan faktor ekstrinsik (hygiene) memiliki perbedaan
dalam hal kepuasan kerja dan kinerja pekerja dalam mencapai zero accident. Penelitian ini akan
berkonsentrasi pada bagaimana model pengukuran dapat mempengaruhi Maturity Level K3
dan strategi rancangan apa yang akan digunakan untuk meningkatkan kinerja Maturity Level
K3. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan model pengukuran yang dapat
mempengaruhi Maturity Level K3 dan memberikan strategi rancangan yang akan digunakan
untuk meningkatkan Maturity Level K3. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
kuantitatif dan mengumpulkan data dari 516 koresponden Mitra Kerja PT PLN (Persero) UIP
Nusa Tenggara. Metode pengujian data dengan Uji Measurement Model (Validitas dan
Reliabilitas), Uji Structural Equation Model, Uji Ketepatan Model (Goodness of Fit) dan Uji
Hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja, baik yang memiliki pengaruh
langsung maupun tidak langsung, dapat mempengaruhi peningkatan kinerja Maturity Level K3.
Oleh karena itu, diperlukan design program yang dapat mempertahankan hasil kinerja Maturity
Level K3 saat ini serta mengembangkan dan meningkatkan nilai hasil kinerja Maturity Level
K3 saat ini. Program berbasis kebijakan dan program berbasis komunikasi adalah dua dasar
dari desain program tersebut. Tujuan kedua program ini adalah untuk mempertahankan dan
meningkatkan nilai kinerja Maturity Level K3.