Show simple item record

dc.contributor.authorNalendra, Bima Elang
dc.date.accessioned2024-03-19T03:08:17Z
dc.date.available2024-03-19T03:08:17Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/48459
dc.description.abstractMunculnya teknologi telekomunikasi 5G Huawei di Amerika Serikat dan dunia membuat perkembangan teknologi menjadi semakin maju. Akan tetapi hal ini tidak membuat Donald Trump ikut mendukung perkembangan teknologi Huawei. Perusahaan-perusahaan teknologi telekomunikasi 5G milik Amerika Serikat tidak mampu bersaing dengan Huawei dalam hal perebutan pasar, hak paten, dan perkembangan teknologinya. Hal ini membuat Amerika Serikat harus melakukan strategi politiknya dalam menghambat pergerakan yang sangat dinamis dari Huawei dan Tiongkok. Donald Trump menerapkan kebijakan sekuritisasi dengan melakukan pembatasan kerja sama antara Huawei Tiongkok dengan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat. Dengan dikeluarkannya pernyataan oleh Donald Trump di gedung putih untuk menarik perhatian publik bahwa Huawei telah melakukan spionase dan ini merupakan suatu ancaman yang nyata dan dapat mengancam keamanan nasional Amerika Serikat. Dengan ini Donald Trump melakukan kebijakan pembatasan terhadap Huawei sebagai bentuk tindakan darurat. Dalam kasus ini menarik untuk dibahas terkait persaingan teknologi 5G antara Amerika Serikat dalam sudut pandang ekonomi dan politik melalui teori sekuritisasi.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectSekuritisasien_US
dc.subject5Gen_US
dc.subjectDonald Trumpen_US
dc.subjectHuaweien_US
dc.subjectAmerika Serikaten_US
dc.subjectTiongkoken_US
dc.titleKebijakan Sekuritisasi Amerika Serikat Terhadap Teknologi 5G Sebagai Antisipasi Hegemoni Tiongkok Tahun 2017-2021en_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM20323326


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record