dc.description.abstract | Dengan rumus kimia C9H18O, diisobutyl ketone (DIBK) adalah produk yang sangat
berharga dalam industri kimia. Banyak digunakan sebagai pelarut dalam pembuatan
coating, perekat, pembersih, dan sealant. Sementara kebutuhan DIBK sangat besar,
dengan impor rata-rata 158.732,6 Ton/Tahun dari 2018 - 2022, pabrik DIBK masih
sangat jarang ditemukan di Indonesia. Prarancangan Pabrik DIBK ini direncanakan
didirikan di Desa Midugading, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
dengan bahan baku aceton (C6H6O) dan hidrogen (H2). Ketersediaan bahan baku,
sarana transportasi yang memadai, tenaga kerja, perizinan, dan kondisi sosial
masyarakat sekitar adalah semua faktor yang memengaruhi keberhasilan pabrik ini.
Diharapkan pabrik ini dapat memproduksi DIBK sebanyak 15.000 Ton/Tahun
dengan waktu operasi 24 jam sehari dalam 330 hari/tahun. Dengan menggunakan
katalis Pd/Amberlyst15, bahan baku aceton 2.706,01 kg/jam dan hidrogen 62.634
kg/jam digunakan. Dalam reaktor fix bed, proses reaksi dilakukan pada suhu 120°C
dan tekanan 1 atm. Untuk memenuhi kebutuhan utilitas pabrik ini, ada unit penyedia
dan pengolahan air, unit penyedia steam, unit pembangkit listrik, unit penyedia
bahan bakar, dan unit pengolahan limbah. Berdasarkan analisa kelayakan ekonomi
terhadap pabrik DIBK menunjukkan Percent Return on Investment (ROI) sebelum
pajak 62,05% dan setelah pajak 43,43%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak 1,61
tahun dan setelah pajak 2,3 tahun. Break Even Point (BEP) sebesar 35,02% serta
Shut Down Point (SDP) sebesar 34,99%. Discounted Cash Flow Rate (DCFR)
terhitung sebesar 11,23%. Dari data analisa kelayakan tersebut dapat disimpulkan
bahwa pabrik ini memiliki keuntungan dan layak untuk didirikan. | en_US |