Pengaruh Konsentrasi H2o2 Dan Waktu Pengerjaan pada Proses Bleaching Kain Kapas
Abstract
Penelitian ini mendalam mengenai pengaruh konsentrasi hidrogen peroksida (H2O2)
terhadap kain katun dalam proses bleaching atau pengelantangan. Tujuan utamanya adalah
untuk mengevaluasi efek variabel waktu dan konsentrasi H2O2 terhadap derajat keputihan
pada kain katun. Penelitian dilakukan dengan melibatkan lima variabel waktu yang berbeda
dan tiga konsentrasi H2O2 yang berbeda. Proses penelitian mencakup langkah-langkah efisien. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan mendalam mengenai
optimalisasi proses bleaching pada kain katun dengan mempertimbangkan variasi
konsentrasi H2O2 dan waktu pengerjaan. Temuan ini dapat menjadi dasar untuk
pengembangan metode bleaching yang lebih efisien dan ramah lingkungan dalam industri
tekstil.
awal, seperti pemasakan kain, serta proses bleaching yang melibatkan H2O2, Na2SO3, dan
NaOH. Metode eksperimental dimulai dengan menyiapkan kain katun berukuran 10 x 5 cm
dan melakukan proses scouring untuk membersihkan kain dari kotoran-kotoran yang
menempel. Setelah itu, dilakukan proses bleaching dengan variasi konsentrasi H2O2 (15
ml, 25 ml, dan 35 ml) dan waktu (40, 50, 60, 70, dan 80 menit). Proses ini mengikutsertakan
langkah-langkah seperti memanaskan larutan, menambahkan bahan kimia, mengukur pH
larutan, dan memasukkan kain ke dalam larutan. Hasil akhir dari proses bleaching
dievaluasi menggunakan pengukuran derajat putih kain dengan Spectrophotometer.
Penelitian ini menemukan bahwa variabel independen, yaitu konsentrasi H2O2 dan waktu
pengerjaan, mempengaruhi derajat keputihan kain. Terdapat hasil yang menarik dimana
kain dengan variasi konsentrasi H2O2 25 ml dan waktu 50 menit menunjukkan nilai derajat
putih kain yang lebih rendah dibandingkan dengan variasi waktu 40 menit. Namun, pada
variasi konsentrasi H2O2 35 ml, terjadi penurunan nilai derajat putih kain, menunjukkan
bahwa konsentrasi yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan ketidakefektifan proses
bleaching. Selain itu, pengujian daya serap air pada kain menunjukkan bahwa perlakuan
scouring dan bleaching mempercepat penyerapan air pada kain katun dibandingkan dengan
kain mentah. Hasil ini memperkuat pemahaman bahwa perlakuan awal seperti scouring dan
bleaching dapat membuka pori-pori kain, memungkinkan penyerapan air yang lebih
Collections
- Textile Engineering [16]