Show simple item record

dc.contributor.authorPriatma, Ichanri Ilham Adha
dc.date.accessioned2024-03-08T03:30:42Z
dc.date.available2024-03-08T03:30:42Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/48136
dc.description.abstractPembentukan aliansi AUKUS pada tahun 2021 merupakan pakta pertahanan yang dapat menjadi ancaman keamanan. Bergabungnya Australia bersama AUKUS menjadi ancaman serius bagi Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengapa Australia menjadi ancaman keamanan bagi Indonesia pasca pembentukan aliansi AUKUS tahun 2021-2023 menggunakan empat faktor berdasarkan Teori Balance of Threat yang dikemukakan oleh Stephen M. Walt. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: secara Aggregate Power Australia melalui kerja sama pembentukan kapal selam tenaga nuklir, kesepakatan ENNPIA, AURAS, dan AQuA, serta kalkulasi GDP dan anggaran pertahanan lebih unggul; secara Geographic Proximity Australia memberikan ancaman keamanan terhadap Indonesia yang berada di wilayah konflik Tiongkok-AS yang memicu perlombaan senjata dan proyeksi kekuasaan; secara Offensive Capability keputusan Australia dalam peningkatan kapabilitas kapal selam dan rudal mampu meningkatkan serangan yang lebih masif terhadap Indonesia; dan secara Aggressive Intentions yang dilakukan Australia beberapa tahun terakhir merupakan bentuk upaya agresif untuk meningkatkan kapabilitasnya secara signifikan dan dapat dilakukan ke Indonesia sewaktu-waktu. Oleh karena itu, berdasarkan empat faktor tersebut dapat dilihat bahwa Australia pasca bergabung bersama AUKUS dapat menjadi ancaman keamanan dan pertahanan bagi Indonesia.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAncamanen_US
dc.subjectAUKUSen_US
dc.subjectAustraliaen_US
dc.subjectBalance of Threaten_US
dc.subjectIndonesiaen_US
dc.titleAncaman Australia Terhadap Indonesia Pasca Pembentukan Aliansi Aukus (2021-2023)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM18323115


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record