Show simple item record

dc.contributor.authorKhilda, Fadia Ailsa
dc.date.accessioned2024-03-05T06:55:54Z
dc.date.available2024-03-05T06:55:54Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/47997
dc.description.abstractPusat perbelanjaan adalah bagian dari sekelompok bangunan komersial yang dirancang dan direncanakan berupa retail-retail dan pendukungnya yang berfungsi sebagai tempat jual-beli. Selain menjadi tempat transaksi bisnis, pusat perbelanjaan juga menjadi media untuk berkumpul dan berekreasi. Di dalamnya terdapat toko, restoran, dan fasilitas umum lainnya sebagai sarana pendukung. Keberadaan pusat perbelanjaan menjadi penting sebagai wadah kegiatan bisnis untuk perkembangan ekonomi kawasan. Kulon Progo termasuk Kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki program baru di bidang pembangunan karena kehadiran New Yogyakarta International Airport (NYIA). NYIA memiliki eksistensi sebagai bandara utama Kota Yogyakarta berbasis internasional yang melayani penerbangan untuk perjalanan domestik dan mancanegara. Eksistensi Bandara NYIA di Kulon Progo memicu pendongkrakan di berbagai bidang, salah satunya adalah ekonomi. Bandara NYIA diresmikan dan mulai beroperasi pada tanggal 28 Agustus 2020 yang menerapkan desain environmental sustainability sudah diakui oleh Green Building Council Indonesia (GBCI) dengan predikat Gold Greenship Building. Selanjutnya, NYIA akan dikembangkan menjadi kawasan aerotropolis yang menyediakan sarana dan prasarana untuk menghidupkan kawasan bandara. Menurut Humas Pemda DIY (2022), Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kerjasama terbaru dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk perancangan NYIA berbasis aerotropolis. Konsep aerotropolis adalah suatu pembangunan yang berpusat di sekitar bandara untuk menciptakan kawasan yang terintegrasi antara bandara di kota dan lingkungan sekitarnya sehingga dapat meningkatkan konektivitas, pertumbuhan ekonomi, dan efisiensi transportasi. Berdasarkan tata guna lahan menurut PT. Angkasa Pura I, Bandara NYIA mengusung konsep aerotropolis yang akan mengembangkan kawasan new business, MICE, airport city, dan new smart town. Perancangan pusat perbelanjaan termasuk ke dalam new business dengan menyediakan area komersial terpusat di sekitar Bandara NYIA. Bandara NYIA sebagai sarana transportasi internasional dan pusat transit membutuhkan sarana akomodasi yang mendukungnya. Perancangan pusat perbelanjaan memudahkan penumpang pesawat yang transit untuk memberi kebutuhan yang ingin dibeli. Kemudahan akses didapatkan karena lokasi strategis pusat perbelanjaan yang berada di satu kawasan aerotropolis. Pusat perbelanjaan tidak hanya dijadikan sebagai tempat transaksi jual-beli, namun juga sebagai ruang publik untuk berinteraksi. Pengembangan aerotropolis di Bandara NYIA memiliki tanggung jawab untuk memberdayakan kawasan sekitar. Kawasan yang dirangkul untuk dampak aerotropolis adalah Purworejo, Kebumen, dan Wates. Sasaran pusat perbelanjaan sebagai sarana penyedia kebutuhan memberdayakan sampai ke luar kawasan Kulon Progo. Sekitar kawasan Kulon Progo juga belum memiliki pusat perbelanjaan identik seperti di Yogyakarta yang terdapat Malioboro. Pendekatan yang digunakan pada perancangan pusat perbelanjaan adalah environmental sustainability. Pusat perbelanjaan merupakan salah satu penyumbang pemborosan energi listrik terbesar di Indonesia. Jam operasional pusat perbelanjaan mempengaruhi penggunaan listrik pada sebuah bangunan. Dampak negatif dari pemborosan listrik dapat mengakibatkan pemanasan suhu global. Peningkatan suhu dapat mengakibatkan dampak berkelanjutan perubahan cuaca ekstrim pada suatu tempat. Perancangan pusat perbelanjaan melibatkan peran lingkungan dengan pendekatan environmental sustainability. Penggunaan energi terbarukan meminimalisir dampak negatif pada pemborosan listrik, seperti pemanfaatan cahaya matahari dan penghawaan alami.Pusat perbelanjaan adalah bagian dari sekelompok bangunan komersial yang dirancang dan direncanakan berupa retail-retail dan pendukungnya yang berfungsi sebagai tempat jual-beli. Selain menjadi tempat transaksi bisnis, pusat perbelanjaan juga menjadi media untuk berkumpul dan berekreasi. Di dalamnya terdapat toko, restoran, dan fasilitas umum lainnya sebagai sarana pendukung. Keberadaan pusat perbelanjaan menjadi penting sebagai wadah kegiatan bisnis untuk perkembangan ekonomi kawasan. Kulon Progo termasuk Kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki program baru di bidang pembangunan karena kehadiran New Yogyakarta International Airport (NYIA). NYIA memiliki eksistensi sebagai bandara utama Kota Yogyakarta berbasis internasional yang melayani penerbangan untuk perjalanan domestik dan mancanegara. Eksistensi Bandara NYIA di Kulon Progo memicu pendongkrakan di berbagai bidang, salah satunya adalah ekonomi. Bandara NYIA diresmikan dan mulai beroperasi pada tanggal 28 Agustus 2020 yang menerapkan desain environmental sustainability sudah diakui oleh Green Building Council Indonesia (GBCI) dengan predikat Gold Greenship Building. Selanjutnya, NYIA akan dikembangkan menjadi kawasan aerotropolis yang menyediakan sarana dan prasarana untuk menghidupkan kawasan bandara. Menurut Humas Pemda DIY (2022), Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kerjasama terbaru dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk perancangan NYIA berbasis aerotropolis. Konsep aerotropolis adalah suatu pembangunan yang berpusat di sekitar bandara untuk menciptakan kawasan yang terintegrasi antara bandara di kota dan lingkungan sekitarnya sehingga dapat meningkatkan konektivitas, pertumbuhan ekonomi, dan efisiensi transportasi. Berdasarkan tata guna lahan menurut PT. Angkasa Pura I, Bandara NYIA mengusung konsep aerotropolis yang akan mengembangkan kawasan new business, MICE, airport city, dan new smart town. Perancangan pusat perbelanjaan termasuk ke dalam new business dengan menyediakan area komersial terpusat di sekitar Bandara NYIA. Bandara NYIA sebagai sarana transportasi internasional dan pusat transit membutuhkan sarana akomodasi yang mendukungnya. Perancangan pusat perbelanjaan memudahkan penumpang pesawat yang transit untuk memberi kebutuhan yang ingin dibeli. Kemudahan akses didapatkan karena lokasi strategis pusat perbelanjaan yang berada di satu kawasan aerotropolis. Pusat perbelanjaan tidak hanya dijadikan sebagai tempat transaksi jual-beli, namun juga sebagai ruang publik untuk berinteraksi. Pengembangan aerotropolis di Bandara NYIA memiliki tanggung jawab untuk memberdayakan kawasan sekitar. Kawasan yang dirangkul untuk dampak aerotropolis adalah Purworejo, Kebumen, dan Wates. Sasaran pusat perbelanjaan sebagai sarana penyedia kebutuhan memberdayakan sampai ke luar kawasan Kulon Progo. Sekitar kawasan Kulon Progo juga belum memiliki pusat perbelanjaan identik seperti di Yogyakarta yang terdapat Malioboro. Pendekatan yang digunakan pada perancangan pusat perbelanjaan adalah environmental sustainability. Pusat perbelanjaan merupakan salah satu penyumbang pemborosan energi listrik terbesar di Indonesia. Jam operasional pusat perbelanjaan mempengaruhi penggunaan listrik pada sebuah bangunan. Dampak negatif dari pemborosan listrik dapat mengakibatkan pemanasan suhu global. Peningkatan suhu dapat mengakibatkan dampak berkelanjutan perubahan cuaca ekstrim pada suatu tempat. Perancangan pusat perbelanjaan melibatkan peran lingkungan dengan pendekatan environmental sustainability. Penggunaan energi terbarukan meminimalisir dampak negatif pada pemborosan listrik, seperti pemanfaatan cahaya matahari dan penghawaan alami.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectpusat perbelanjaanen_US
dc.subjectaerotropolisen_US
dc.subjectNYIAen_US
dc.subjectenvironmental sustainabilityen_US
dc.titlePerancangan Pusat Perbelanjaan Kawasan Aerotropolis di NYIA dengan Pendekatan Environmental Sustainabilityen_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM19512053


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record