Prarancangan Pabrik Fenol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Kapasitas 30.000 Ton/tahun
Abstract
Fenol atau benzenol, juga dikenal sebagai asam karbol atau asam fenolik,
bahan kimia dengan formula C6H5OH yang berbentuk cairan dan menjadi bahan
dasar yang banyak digunakan dalam berbagai macam proses industri, contohnya
dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk produksi antiseptik, zat pewarna,
disinfektan dan sebagai pembuatan resin. Kebutuhan fenol di Indonesia masih
mengandalkan impor, karena tidak adanya pabrik fenol sebagai pemasok untuk
industri-industri kimia, sehingga perlu di dirikannya pabrik fenol dengan kapasitas
30.000 ton/tahun. Pendirian pabrik fenol sangat penting mengingat kebutuhan
fenol di Indonesia dan dunia cukup besar.Pabrik fenol ini berbahan dasar dari
limbah padat yaitu Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), dengan memanfaatkan
sebanyak 340,342 ton tandan kosong kelapa sawit per tahun, dan fenol dihasilkan
dari reaksi pirolisis antara TKKS yang dikontakan dengan nitrogen di reaktor
fulidized bed yang dilakukan dalam suhu oprasi tinggi yaitu 500 C dengan tekanan
1 atm. Reaksi berlangsung dalam fase gas yang selanjutnya akan dilakukan proses
pemisahan, pendinginan, pengembunan, dan pemurnian untuk mendapatkan
senyawa fenol. Dengan mempertimbangkan faktor ketersediaan bahan baku,
utilitas, tenaga kerja dan pemasaran, maka lokasi pabrik yang dipilih berada di
kabupaten kampar, Riau dengan bahan baku akan didapatkan dari pabrik Crude
Palm Oil (CPO) yang berada di provinsi Riau. Kebutuhan air proses dan utilitas
akan di suplai dari Sungai Kampar sebanyak 482,921 kg/jam. Kebutuhan listrik
akan disuplai dari PLN dengan kebutuhan listrik sebesar 412,22 kW. Berdasarkan
evaluasi ekonomi menunjukkan bahwa total biaya produksi adalah Rp
423,518,117,982,15 dan Rp 506,781,000,000.00 sebagai total penjualan. Pabrik
ini tergolong berisiko rendah dengan Return of Investment (ROI) sebesar 18,52%
sebelum pajak, Pay Out Time (POT) sebelum pajak 3,77 tahun, BEP sebesar
51,20%, SDP sebesar 24,85%, dan Discounted Cash Flow Rate of Return (DCFR)
sebesar 20,74%. Berdasarkan evaluasi ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik
ini layak secara teknis dan ekonomis untuk dipertimbangkan untuk didirikan di
Indonesia.
Collections
- Chemical Engineering [1177]