Show simple item record

dc.contributor.authorPrananda, Majid Hilmi
dc.date.accessioned2024-02-29T06:39:20Z
dc.date.available2024-02-29T06:39:20Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/47817
dc.description.abstractDaerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang pesat dalam perkembangannya, khusunya jumlah penduduk yang bertambah dari tahun ke tahun. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi, masalah yang terjadi di Daerah Isitimewa Yogyakarta yaitu kemacetan lalu lintas. Sebagai contohnya pada persimpangan Cebongan yang menjadi titik kemacetan lalu lintas. Simpang Cebongan merupakan simpang empat tak bersinyal. Pengaturan lalu lintas pada persimpangan ini belum bekerja dengan baik. Tidak adanya traffic light pada simpang Cebongan menyebabkan kondisi pergerakan lalu lintas tidak beraturan seperti kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dan tingkat pelayanan lalu lintas simpang Cebongan pada kondisi eksisting saat ini, untuk mengetahui alternatif solusi penanganan di simpang Cebongan dengan menggunakan software vissim, serta untuk menganalisis perbandingan kinerja tingkat pelayanan eksisting, kinerja alternatif, dan memilih yang terbaik dari alternatif yang diusulkan. Metode yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data primer seperti volume kendaraan, geometrik simpang, driving behaviour, kecepatan kendaraan, panjang antrean, dan data sekunder seperti jumlah penduduk dan peta lokasi penelitian. Selanjutnya mengolah data-data tersebut secara manual dengan panduan PKJI 2023 dan MKJI 1997 serta menginput data-data tersebut ke dalam Vissim sehingga dapat memodelkan kondisi eksisting pada simpang. Pemodelan menggunakan Vissim dapat memudahkan dalam pembuatan skenario atau alternatif solusi. Hasil yang didapat pada kondisi eksisting, derajat kejenuhan pada Simpang Cebongan sebesar 0,76. Tundaan simpang sebesar 10,50 detik/smp dengan tingkat pelayanan B berdasarkan waktu tundaan. Terdapat 2 alternatif solusi yang dimodelkan pada penelitian ini. Pada alternatif 1 dilakukan penambahan sinyal 4 fase dengan waktu siklus ideal, alternatif 2 dilakukan penambahan sinyal 3 fase dengan waktu ideal. Alternatif solusi terbaik yang direkomendasikan yaitu alternatif 2 dengan penambahan sinyal 3 fase dengan waktu siklus 90 detik. Setelah dilakukan pemodelan pada alternatif solusi, didapatkan derajat kejenuhan pada pendekat timur sebesar 0,849 dengan nilai tundaan sebesar 153,9 det/kend, derajat kejenuhan pada pendekat barat sebesar 0,849 dengan nilai tundaan lengan 68,6 det/kend, derajat kejenuhan pendekat utara sebesar 0,849 dengan nilai tundaan lengan 35,1 det/kend, dan derajat kejenuhan pendekat selatan sebesar 0,849 dengan nilai tundaan lengan sebesar 25,6 det\kend. Panjang antrean berdasarkan pemodelan VISSIM pada pendekat barat sebesar 39,25 m, pendekat timur sebesar 227,2 m, pendekat utara sebesar 36,2 m, dan pendekat selatan sebesar 14,7 m. Tundaan simpang sebesar 78,92 det/kend dengan tingkat pelayanan E.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectEvaluasi Kinerjaen_US
dc.subjectPKJI 2023en_US
dc.subjectSimpang Tak Bersinyalen_US
dc.subjectVISSIMen_US
dc.titleAnalisis Kinerja Simpang Bersinyal dan Tidak Bersinyal Simpang Cebongan Berdasarkan MKJI 1997 dan PKJI 2023en_US
dc.title.alternativePerformance Analysys of Signaled and Unsignaled Interceptions Based on MKJI 1997 and PKJI 2023en_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM18511260


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record