dc.description.abstract | Aluminium sulfat (Al2(SO4)3) merupakan salah satu bahan kimia yang sangat
diperlukan dalam industri pengolahan air. Industri yang menggunakanaluminium
sulfat diantaranya adalah industri kertas, industri kulit, industri batik, industri
tekstil, industri kosmetik dan industri bahan pemadam api. Pembuatan pabrik
Aluminium Sulfat bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam maupun luarnegri
yang terus berkembang seiring berkembangnya industri. Pabrik ini memiliki
kapasitas 20.000 ton/tahun dengan bahan baku 0,44 kg bauksit/1 kg produk dan
0,722 kg asam sulfat/1 kg produk. Pabrik direncanakan berdiri di Kawasan Industri
Ketapang, Kalimantan Barat pada tahun 2027. Reaksi pembuatan aluminium sulfat
terjadi pada fase heterogen (padat-cair)secara eksotermis. Reaksi berlangsung
dalam reaktor batch pada suhu 120°C dan tekanan 1 atm dengan waktu tinggal
dalam reaktor total selama 6,5 jam, menggunakan air sebagai media pendingin
dengan konversi sebesar 96%. Proses pembentukan produk berupa kristal
menggunakan reaktor batch dan crystallizer, kemudian pemisahan dan pemurnian
produk dilakukan melalui proses filtrasi dan pengeringan. Unit pendukung proses
pabrik meliputi unit pengadaan air (pendingin, sanitasi, dan umum) yang bersumber
dari pengolahan air sungai pada unit utilitas dengan kebutuhan 6,758 m3
/ton
produk, udara tekan sebesar 14 m3
/ton produk, untuk keperluan sistem refrigerasi
dibutuhkan brine sebesar 19,18 m3
/ton produk dan ammonia sebesar 0,074 m3
/ton
produk, tenaga listrik sebesar 83 kWh/ton produk, bahan bakar generator 5,78 L
solar/ton produk dan furnace 8,917 L solar/ton produk. Pabrik ini didukung oleh
unit pengolahan limbah dan laboratorium untuk mengontrol mutu bahan baku,
produk, serta limbah sesuai spesifikasi yang diinginkan. Bentuk perusahaan yang
dipilih adalah Perseroan Terbatas (PT), dengan struktur organisasi line and staff.
Karyawan berdasarkan pembagian jam kerja terdiri dari karyawan shift dan non-
shift. Berdasarkan analisis ekonomi, diperoleh nilai Payback Period (PBP) selama
2 tahun dan nilai Rate of Return on Investment (ROI) sebesar 31,38%. Selanjutnya
di peroleh nilai Break-even Point (BEP) sebesar 42,88% dan nilai Shut Down Point
(SDP) sebesar 17,11%. Dengan perhitungan estimasi ketidakpastian pabrik
mengalami kerugian jika nilai modal (FCI) naik 159% dan Pabrik akan mengalami
kerugian jika nilai produk turun melebihi -25%. Pabrik akan mengalami kerugian
apabila nilai bahan baku naik melebihi 70%. Dan terakhir Pabrik tidak
menguntungkan apabila laju bunga naik melebihi 250%. Dengan analisa ekonomi
tersebut dikatakan bahwa pabrik dinyatakan layak untuk di bangun. | en_US |