dc.description.abstract | Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan pada sektor industri
di Kota Cimahi menyebabkan penurunan kualitas air sungai. Penurunan kualitas air
sungai tersebut terjadi akibat pembuangan limbah domestik oleh penduduk yang
mendiami daerah aliran sungai dan limbah non domestik yang dihasilkan oleh
industri tekstil. Penelitian terbaru mengenai status mutu air perlu dilakukan guna
mengetahui tingkat pencemaran yang terjadi di sungai Cibaligo, Cibeureum,
Cisangkan, Cilember dan Cimahi yang terletak di Kota Cimahi. Penelitian status
mutu air ini menggunakan metode STORET dan IP dengan baku mutu air kelas II
sebagai pembanding. Penelitian status mutu air sungai ini menggunakan data
sekunder berupa kualitas air sungai dari tahun 2017 sampai 2021 yang diperoleh
dari DLH Kota Cimahi. Parameter yang digunakan dalam menentukan status mutu
air sungai adalah TDS, TSS, pH, BOD, COD, DO, nitrit, hidrogen sulfida, klorin
bebas, total coliform, minyak lemak, dan detergen. Terdapat 3 lokasi pengambilan
data yaitu titik hulu, titik tengah, dan titik hilir pada masing-masing sungai. Hasil
penelitian status mutu air sungai berdasarkan metode STORET menyatakan bahwa
kualitas air sungai Cibaligo, Cibeureum, Cisangkan, Cilember, dan Cimahi
termasuk dalam kategori tercemar berat, sedangkan dengan metode IP hasil
penelitian ini menunjukkan berbagai tingkat pencemaran air pada kelima sungai
tersebut. Kedua metode STORET dan IP menghasilkan sungai Cibaligo sebagai
sungai dengan tingkat pencemaran tertinggi di Cimahi. | en_US |