Show simple item record

dc.contributor.authorSafitri, Devi Utami Rika
dc.date.accessioned2024-01-30T05:26:32Z
dc.date.available2024-01-30T05:26:32Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/47191
dc.description.abstractPenelitian ini mengkaji nilai tingkat efisiensi pengelolaan Dana Alokasi Umum (DAU) di 508 kabupaten/kota di Indonesia selama lima tahun (2018-2022). Data mengungkapkan sejumlah nilai efisiensi, yang sebagian besar berada dalam rentang 0,76-0,85. Kondisi ini menunjukkan implementasi pengelolaan keuangan daerah yang variatif. Faktor-faktor penting yang berkontribusi terhadap keberagaman ini termasuk pemanfaatan sumber daya, pertumbuhan ekonomi, dan strategi alokasi dana. Klasifikasi efisiensi menghasilkan tiga kelompok berbeda: tinggi (0,86-1,00), sedang (0,76-0,85), dan rendah (0,70-0,75) efisiensi. Kabupaten/kota dengan tingkat efisiensi tinggi menunjukkan praktik pengelolaan keuangan dan alokasi dana yang baik. Sebaliknya, daerah-daerah dengan tingkat efisiensi rendah menghadapi tantangan yang memerlukan peningkatan pengelolaan sumber daya. Kabupaten/kota yang memiliki nilai tingkat efisiensi pengelolaan DAU superior dan inferior teridentifikasi, beberapa yang mencatat performa baik antara lain Pekalongan, Kota Pekalongan, Wonogiri, Pacitan, Kota Padang, Kota Baubau. Sementara Nduga, Asmat, dan Mamberamo Raya perlu didorong agar menjadi lebih efisien. Data tersebut menyoroti nilai tingkat efisiensi, wilayah acuan, dan cakupan regional untuk setiap kabupaten/kota. Analisis data panel mengidentifikasi pengaruh kritis terhadap tingkat efisiensi pengelolaan DAU, termasuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Persentase Kemiskinan (P0), dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan menggunakan Rendom Effect Model (REM), temuan menunjukkan pengaruh positif dan signifikan dari PDRB, sementara P0 memiliki dampak negatif namun signifikan. Meskipun dampak PAD relatif kecil, namun tetap signifikan secara statistik. Uji statistik mencakup uji simultan (uji F) dan uji parsial (uji t) bersama dengan koefisien determinasi. Uji F menekankan signifikansi model secara keseluruhan. Uji parsial mengkonfirmasi dampak signifikan dari kedua PDRB dan P0, sementara PAD menunjukkan dampak yang lebih lemah namun masih signifikan. Sekitar 21,38% dari variasi efisiensi pengelolaan DAU dapat dijelaskan oleh variabel PDRB, P0, dan PAD. Klasifikasi berdasarkan kelompok tingkat efisiensi bersama dengan pengaruh variabel independen menggambarkan pengaruh positif PDRB, dibandingkan dengan pengaruh negatif P0 dan pengaruh PAD yang signifikan secara statistik terhadap efisiensi pengelolaan DAU di berbagai wilayah. Rekomendasi untuk meningkatkan tingkat efisiensi mencakup prioritas pada pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan optimalisasi pendapatan asli daerah. Namun, keterbatasan sumber daya dan ketidakpastian ekonomi global memerlukan pertimbangan yang cermat. Penyesuaian kebijakan dengan karakteristik regional dan memajukan kerja sama antara pemerintah, swasta, masyarakat, dan lembaga akademis adalah kunci untuk peningkatan berkelanjutan dalam efisiensi pengelolaan DAU.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectDana Alokasi Umum (DAU)en_US
dc.subjectPenyamaan Pengelolaan Keuanganen_US
dc.subjectAnalisis Data Envelopment (DEA)en_US
dc.titleAnalisis Efisiensi Pengelolaan Dana Alokasi Umum dalam Upaya Pemerataan Kemampuan Keuangan Antardaerah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM21918003


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record