Studi Pemetaan Beban Pencemar Air Sungai Gajahwong
Abstract
Sungai Gajahwong merupakan salah satu sungai yang sebagian besar
masyarakat di Kota Yogyakarta bergantung pada air sungai tersebut untuk
kebutuhan sehari-hari. Namun kegiatan yang berada di sekitar sungai
menghasilkan limbah yang dapat memengaruhi kualitas air sungainya.
Penggunaan air dengan kualitas buruk dapat menyebabkan gangguan
kesehatan akibat zat pencemar yang terkandung di dalam air. Pemerintah
Indonesia mempunyai laman yang menyediakan data sekunder untuk
melakukan uji kualitas air seperti lokasi, jumlah titik sampling, serta
frekuensi yang dapat dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Provinsi DIY. Berdasarkan data tersebut dapat dilakukan analisis terhadap
kualitas air Sungai Gajahwong. Analisis kualitas air sungai dilakukan
sebagai dasar pengelolaan sungai untuk perbaikan kondisi lingkungan
sungai dengan cara menentukan sebaran beban pencemaran. Penelitian ini
bertujuan memetakan sebaran beban pencemar serta batasan limbah yang
diperbolehkan masuk ke sungai dan penurunan beban pencemaran sungai
untuk setiap parameter. Pemetaan beban pencemar Sungai Gajahwong
memiliki 6 outlet sumber beban pencemar Point Source yang menyumbang
potensi beban pencemar limbah industri tertinggi berasal dari Kabupaten
Bantul yaitu Industri Penyamakan Kulit pada Titik 5 (Jembatan Peleman),
Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta, dengan
besaran beban pencemar parameter BOD sebesar 101,85 kg/hari, Amonia
sebesar 60,73 kg/hari, dan Fosfat sebesar 19,05 kg/hari. Sedangkan,
penyumbang limbah domestik Non-Point Source yang berasal dari
pemukiman yang menyumbang Total Potensi Beban Pencemar Domestik
paling besar ada pada Kelurahan Sardonoharjo, Kecamatan Ngemplak,
Kabupaten Sleman, dengan parameter BOD sebesar 226 kg/hari, COD
sebesar 311 kg/hari, dan TSS 215 kg/hari.
Collections
- Environmental Engineering [1445]