dc.description.abstract | Bertambahnya industri manufaktur meningkatkan kebutuhan terhadap bahan
baku, salah satunya adalah benzonitril. Hal tersebut tidak didukung dengan adanya
produksi dalam negeri, sehingga diperlukan pendirian pabrik benzonitril.
benzonitril dibuat dengan mereaksikan gas amonia dan toluena di dalam bed katalis
Vanadium-Titanium-Oxide pada suhu 310-350°C dan tekanan 3 atm. Panas reaksi
yang timbul dibawa oleh gas inert nitrogen, tetapi untuk menjaga suhu dalam batas
aman dan efisien diperlukan cairan pendingin Dowtherm A. Gas yang keluar dari
reaktor kemudian didinginkan hingga hidrokarbon sisa hasil benzonitril dan air
terembunkan, sehingga terpisah dengan non condensable gas. Cairan yang terjadi
dipisah antara fasa cair dan hidrokarbon. Fasa hidrokarbon kemudian didistilasi
untuk mendapatkan produk benzonitril, sedangkan fasa cair yang mengandung
amonia dipisahkan melalui stripper bersama cairan yang berasal dari absorber yang
berfungsi menyerap amonia sisa yang terikut pada non condensable gas. Untuk
mencapai kapasitas produksi 10.000 ton/tahun dibutuhkan bahan baku 2.291,44
kg/jam amonia, 1.527,62 kg/jam toluena, dan 9.162,99 kg/jam udara. Utilitas yang
dibutuhkan meliputi air 80.892 kg/jam yang diperoleh dari air Laut Jawa, cairan
pendingin Dowtherm A 377.038,75 kg/jam, 191.960,26 steam, bahan bakar UPL
11.785,89 kg/jam, udara tekan 29,91 m3/jam, dan listrik 3.315 Kw. Pabrik akan didirikan di daerah Lamongan, Jawa Timur di atas tanah seluas +2 ha, termasukperluasan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pabrik benzonitril memiliki tingkat
resiko rendah (low risk) dengan menganalisis besaran pajak sebesar 22%,
didapatkan katergori ROI minimal sebesar 11%, nilai POT maksimal sebesar 5
tahun, dan BEP sebesar 40-60%. Hasil evaluasi ekonomi menunjukkan beberapa
poin, di antaranya: 1). Fixed Capital sebesar Rp602.692.018.553,29, 2). Working
Capital sebesar Rp526.521.967.298,74, 3). Percent Return of Investment (ROI)
Before Tax sebesar 30,62%, 4). Percent Return of Investment (ROI) After Tax
sebesar 23,89%, 5). Pay Out Time (POT) Before Tax selama 2,5 tahun, 6). Pay Out
Time (POT) After Tax selama 3 tahun, 7). Break Event Point (BEP)sebesar 50,67%,
8). Shut Down Point (SDP) sebesar 29,73%, serta 9). Discounted Cash Flow (DCF)
sebesar 17,79%. Ditinjau dari segi ekonomi, pabrik benzonitril dari amonia dan
toluena dengan kapasitas 10.000 ton/tahun ini cukup menarik bila didirikan di
Indonesia. | en_US |