Karakteristik Briket dari Serbuk Gergaji Kayu Kelas II (Kayu Glugu) dan Tempurung Kelapa
Abstract
Timbulan serbuk gergaji kayu kelas kuat II (kayu glugu) dan limbah tempurung
kelapa telah meningkat dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, pemanfaatan dari
kedua limbah tersebut sangat diperlukan. Salah satunya digunakan sebagai
sumber energi alternatif yaitu briket yang dapat mengurangi dampak pencemaran
lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji karakteristik briket
yang dihasilkan dari limbah serbuk gergaji kayu kelas kuat II dan tempurung
kelapa serta menganalisis nilai ekonomis dari briket.
Bahan baku tersebut dilakukan pirolisis untuk mendapatkan arang, kemudian
diayak 20 mesh dan pencampuran adonan dengan perekat 10% dari berat adonan
sesuai komposisi serbuk gergaji kayu kelas kuat II (S) dan tempurung kelapa (T)
dalam persen meliputi: 100:0, 75:25, 50:50, 25:75, 0:100. Kemudian pencetakan
dengan alat pengepresan 150 kg/cm2
dan dilakukan pengeringan dengan oven.
Evaluasi karakteristik dilakukan terhadap analisis proksimat dan laju pembakaran
serta analisis ekonomis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalor tertinggi pada sampel E
(0%:100%) yang memiliki nilai kalor rata-rata sebesar 7241,73 kal/g. Namun
berdasarkan variasi komposisi, briket terbaik adalah sampel D (25%:75%) dengan
nilai kalor 6988,45 kal/gr. Sedangkan nilai kalor terendah terdapat pada sampel A
(100%:0%) yaitu sebesar 6446,16 kal/gr. Terlihat bahwa semakin tinggi kandungan
arang kelapa pada briket maka semakin rendah pula kadar air, kadar volatil dan
kadar abunya. Sedangkan kandungan karbon terikat dan nilai kalor akan meningkat.
Analisis ekonomi menyimpulkan bahwa kegiatan usaha produksi briket layak
dilakukan karena nilai R/C ratio melebihi 1 yaitu 1,88. Keuntungannya pun
mencapai Rp. 10.519.210/tahun. PBP juga membutuhkan waktu selama 0,89 tahun.
Collections
- Environmental Engineering [1477]