Kesepian dan Nomophobia pada Remaja Akhir di Yogyakarta
Abstract
Nomophobia (No Mobile Phone Phobia) dianggap sebagai fobia di zaman modern
karena sebagai hasil dari seringnya interaksi antara individu dengan smartphone.
Remaja adalah elemen yang selalu bersinggungan pada dunia informasi dan
internet. Kesepian menjadi salah satu penyebab individu menggunakan
smartphone secara berlebihan, karena dengan menggunakan smartphone dapat
mengalihkan rasa kesepian namun menyebabkan kecenderungan nomophobia.
Hipotesis penelitian ini yaitu terdapat hubungan positif antara kesepian dan
nomophobia pada remaja akhir di Yogyakarta. Semakin tinggi tingkat kesepian
pada remaja akhir, maka semakin tinggi pula tingkat nomophobia, begitu pun
sebaliknya. Adapun beberapa kriteria secara menyeluruh dari populasi yang ada
pada penelitian ini, yaitu: (1) Laki-laki atau Perempuan; (2) Berusia 18-23 tahun;
(3) Memiliki smartphone; (4) Menetap di Yogyakarta. Partisipan dalam penelitian
ini sebanyak 102 responden. Metode pengambilan sampel menggunakan Teknik
non-probability sampling, yaitu purposive sampling. Skala nomophobia yang
digunakan pada penelitian ini adalah skala No-Mobile-Phone Phobia
Questionnaire (NMP-Q) yang dikembangkan oleh Yildirim dan Correia (2015).
Skala kesepian yang digunakan skala University California Los Angeles (UCLA)
Loneliness Scale Version 3 oleh Russell (1996). Analisis dalam penelitian ini
menggunakan teknik korelasi parametrik Pearson yang menunjukkan terdapat
hubungan positif antara kesepian dan nomophobia pada remaja akhir di
Yogyakarta dengan nilai signifikansi r = .519, p < .001 dengan koefisien
determinasi sebesar .269. Semakin tinggi tingkat kesepian maka semakin tinggi
pula tingkat nomophobia yang dialami.
Collections
- Psychology [2186]