Peran Resiliensi sebagai Mediator antara Pemaafan dan Stres pada Perempuan Korban Kekerasan dalam Berpacaran di Usia Emerging Adulthood
Abstract
Semakin meningkatnya fenomena kekerasan dalam berpacaran disebutkan menimbulkan dampak
psikologis yang merugikan bagi korban perempuan. Salah satu dampak psikologis yang dirasakan bagi
korban adalah stres. Hal tersebut yang mengakibatkan dibutuhkan upaya untuk mencegah serta
menurunkan tingkat stres pada perempuan korban kekerasan dalam berpacaran di usia emerging
adulthood, ditinjau dari faktor-faktor protektif dari stres. Adapun penelitian sebelumnya
menunjukkan pemaafan dan resiliensi berperan sebagai pencegah dari terjadinya stres pada individu.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran resiliensi sebagai mediator antara pemaafan dan
stres pada perempuan korban kekerasan berpacaran di usia emerging adulthood. Metode: Sebanyak
145 perempuan di usia emerging adulthood yang mengalami kekerasan dalam berpacaran terlibat
dalam penelitian ini melalui pengisian kuesioner berupa Heartland Forgiveness Scale (HFS), Connor-
Davidson Resilience Scale-10 (CR-RISC-10), dan Depression Anxiety Stress Scale (DASS) yang dilakukan
secara daring. Hasil: Analisis mediasi yang dilakukan menunjukkan bahwa resiliensi berperan sebagai
mediator parsial pada perempuan korban kekerasan dalam berpacaran secara umum (E = -0,018, p <
0,001, 95% CI = [-0,007, -0,028]). Adapun penelitian ini memiliki implikasi yang berkaitan dengan
pengaruh kesehatan mental pada perempuan korban kekerasan dalam berpacaran di usia emerging
adulthood.
Collections
- Master of Psychology [349]