Show simple item record

dc.contributor.authorHayati, Nur Zahrotul
dc.date.accessioned2024-01-15T04:54:33Z
dc.date.available2024-01-15T04:54:33Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/46553
dc.description.abstractConvention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women lahir dari fenomena diskriminasi terhadap perempuan yang terjadi di berbagai belahan dunia. Sebagai salah satu negara yang meratifikasi CEDAW, tentu Meksiko berkewajiban untuk mematuhi dan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam CEDAW untuk memerangi kasus diskriminasi terhadap perempuan terlebih untuk kasus femicide yang terjadi di negaranya. Namun, Meksiko dibawah pemerintahan Andres Manuel Lopez Obrador atau AMLO justru menunjukkan adanya peningkatan kasus femicide yang mengarah pada ketidakpatuhan Meksiko pada hukum internasional. Adapun teori yang digunakan untuk melihat sebab dari ketidakpatuhan tersebut adalah dengan menggunakan Non-compliance theory dari Chayes yang menjelaskan bahwa ketidakpatuhan dapat terjadi karena adanya permasalahan manajerial yang meliputi 3 indikator yakni Ambiguity, Limitation on Capacity dan The Temporal Dimension.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectFemicideen_US
dc.subjectCEDAWen_US
dc.subjectAMLOen_US
dc.titleKegagalan Meksiko terhadap Cedaw dalam Penanganan Femicide pada Pemerintahan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador 2019-2021en_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM19323113


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record