Analisis Propaganda Komputasional Tiongkok terhadap Taiwan sebagai Upaya Reunifikasi Tiongkok-taiwan Tahun 2016-2020
Abstract
Konflik antara Tiongkok dan Taiwan telah berlangsung dalam waktu yang
cukup panjang, bahkan hingga saat ini. Meletusnya perang saudara yang dimenangkan
oleh Partai Komunis Tiongkok berhasil memukul mundur Partai Kuomintang untuk
mundur ke pulau Formosa hingga menjadi Taiwan. Kejadian ini selanjutnya menjadi
konflik berkelanjutan hingga saat ini, dimana Tiongkok beranggapan bahwa Taiwan
merupakan wilayahnya dan Taiwan meyakini bahwa mereka merupakan negara
berdaulat yang telah merdeka. Tiongkok dengan segala komponen negaranya tentu
berupaya semaksimal mungkin untuk menciptakan reunifikasi dan kembalinya Taiwan
ke Tiongkok. Salah satu upayanya dapat dilihat pada tahun 2016-2020 keitka Tsai Ing
Wen menjadi presiden Taiwan. Tiongkok menerapkan propaganda komputasional
untuk mempengaruhi publik Taiwan. Pemanfaatan media sosial seperti Facebook dan
Weibo yang banyak digunakan oleh masyarakat publik Taiwan, dipenngaruhi oleh
autnomous agents sebagai aktor penggerak dalam penyebaran pesan dan informasi
dalam konsep propaganda komputasional, dengan memanfaatkan Big Data sebagai
algoritma untuk mengkategorikan serta pengelompokan target pengaruh informasi
yang dilakukan oleh Tiongkok. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi opini publik
masyarakat Taiwan terhadap pemerintahan Tsai Ing Wen dan Partai Demokratik
Proogresif.
Collections
- International Relations [504]