Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Teori Tripel Helix (Studi Pada Pondok Pesantren Kreatif Baitul Kilmah, Bantul, Yogyakarta)
Abstract
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama yang memiliki
potensi untuk mengembangkan ekonomi kreatif dengan mengintegrasikan nilai-nilai
agama, seni, kreativitas, dan inovasi. Tetapi sektor ekonomi kreatif di Pondok
Pesantren Kreatif Baitul Kilmah belum bisa berkembang secara signifikan. Karena
masih lemahnya sistem manajemen dan pengelolaan ekonomi kreatif pesantren serta
sistem kerjasamanya belum terstruktur dengan baik, masih bersifat parsial dan
temporer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan
pengembangan ekonomi kreatif dengan menerapkan konsep triple helix pada Pondok
Pesantren Kreatif Baitul Kilmah. Metode penelitian yang digunakan adalah field
research atau penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif dalam kerangka teori
triple helix. Hasil penelitian ini berdasarkan teori triple helix, pengembangan dua
sektor ekonomi kreatif (penerbit & percetakan dan desain grafis) telah melibatkan
tiga aktor yaitu; pemerintah, universitas, dan industri. Adapun bentuk pengembangan
kerjasama yang dilakukan dengan pemerintah berupa; pemberian infrastruktur,
program pelatihan, dana pengembangan. Sementara dengan universitas berupa
pelatihan dan pembinaan life skill secara teoritik maupun praktis untuk
pengembangan kreatifitas para santri. Sedangkan dengan industri berupa sharing
manajemen dan pengelolaan perusahaan, serta distribusi produk. Kerjasama ketiga
pihak ini memberikan dampak positif secara ekonomis terutama bagi kemandirian
para santri, tetapi belum memberikan dampak yang signifikan terhadap
pengembangan secara menyeluruh pada sektor ekonomi kreatif pondok pesantren.
Penelitian ini memberi tawaran teoritik bagi pengembangan ekonomi kreatif di
Pesantren Kreatif Baitul Kilmah. Point penting yang ditekankan sebagai langkah
pengembangan ekonomi kreatif Pesantren Kreatif Baitul Kilmah adalah kerjasama
dengan ketiga belah pihak tersebut hendaknya dilakukan secara sistematis,
terstruktur, terorganisir, kontinyu, dan jangka panjang.