Analisis Putusan Hakim Dalam Mengabulkan Pemenuhan Hak Nafkah ‘iddah Dan Mut’ah Pada Perkara Cerai Gugat (Studi Putusan Nomor 171/Pdt.G/2022/PA.YK Jo 40/Pdt.G/2022/PTA.YK)

Abstract

Pada perkara 171/Pdt.G/2022/PA.YK ditemukan bahwa istri yang mengajukan cerai gugat bisa mendapatkan pemenuhan dari nafkah ‘iddah dan mut’ah, yang mana pada pasal 149 KHI pemenuhan hak nafkah ‘iddah dan mut’ah berasal dari cerai talak. Hal tersebut sudah jadi pemahaman yang lumrah bagi masyarakat bawa hak nafkah ‘iddah dan mut’ah itu terjadi hanya pada cerai talak sedangkan pada cerai gugat masyarat beranggapan istri tidak bisa mendapatkan hak nafkah ‘iddah dan mut’ah. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis putusan Hakim Pengadilan Agama Yogyakarta dalam mengabulkan pemenuhan hak ‘iddah dan mut’ah pada perkara cerai gugat. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dan pendekatan normatif-yuridis dimana penelitian yang mendasarkan analisa aturan hukum, dasar, serta pertimbangan hakim. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa majelis hakim yang memutus perkara ini baik ditingkat pertama maupun banding memiliki kesamaan dalam hal menerima gugatan dari pihak istri. Majelis hakim merujuk pada Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018 sebagai rujukan menjadikan istri bisa mendapatkan pemenuhan hak nafkah ‘iddah dan mut’ah. Akan tetapi terdapat perbedaan penafsiran megenai nominal nafkah mut’ah dan ‘iddah antara putusan hakim Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama.