dc.contributor.advisor | Atika Ulfah Jamal ,S.T,M.Eng.M.T | |
dc.contributor.author | Satriadinata, Groszni | |
dc.date.accessioned | 2017-11-25T12:16:43Z | |
dc.date.available | 2017-11-25T12:16:43Z | |
dc.date.issued | 2017-01-23 | |
dc.identifier.uri | https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/4519 | |
dc.description.abstract | Indonesia merupakan negara yang sebagian besar wilayahnya terletak pada daerah dengan tingkat
kerawanan terhadap gempa yang tinggi. Kondisi alam ini menyebabkan perlunya pemenuhan kaidah
perencanaan sistem struktur bangunan yang tahan gempa pada setiap struktur bangunan yang akan
didirikan di wilayah Indonesia, khususnya yang akan dibangun di wilayah dengan risiko gempa
menengah hingga tinggi. Struktur rangka penahan momen secara ekonomis dapat menyediakan
ketahanan terhadap gaya lateral tetapi ketika bangunan semakin tinggi, rangka momen menjadi tidak
ekonomis dan cenderung tidak memuaskan dalam membatasi defleksi lateral. Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut antara lain dengan menambahkan bracing lateral.
Suatu struktur yang akan diperkaku secara khusus dengan menggunakan sistem bracing diagonal
memerlukan kehati-hatian dalam meletakkan posisi bracing diagonal.
Penelitian ini menganalisa model struktur sebelum pemasangan bracing lateral (model 1) dan
sesudah pemasangan bracing lateral dengan konfigurasi bracing V terbalik yang posisi penempatan
bracing-nya berbeda yakni pada tengah sisi gedung (model 2), pada sudut gedung (model 3), dan
pada pusat massa gedung (model 4). Perhitungan analisis dinamik gempa menggunakan respons
spektrum berdasarkan SNI1729 2012 pada bangunan di Yogyakarta dengan asusmsi klasifikasi situs
tanah D.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bracing pada struktur mengurangi
perpindahan struktur yang terjadi.sebesar 33% persen dari perpindahan pada model yang tidak
dibracing pada arah x dan sebesar 38% persen dari perpindahan pada model yang tidak dibracing
pada arah y. Penempatan Bracing model 4 lebih unggul dalam mengurangi perpindahan dan
simpangan struktur disusul penempatan bracing model 2 lalu model 3. Semua model struktur
memenuhi batas kinerja ultimit struktur menurut SNI 1726-2012 (D £ 0.02 hx = 0.28 ft) dengan
hasil simpangan antar lantai model yang dibracing lebih baik dari model yang tidak dibrace
berurutan dari model 4, model 2 lalu model 3. | en_US |
dc.publisher | Universitas Islam Indonesia | en_US |
dc.subject | Bracing v terbalik | en_US |
dc.subject | struktur baja | en_US |
dc.subject | simpangan struktur | en_US |
dc.subject | perpindahan struktur | en_US |
dc.title | Pengaruh Variasi Penempatan Breising Tipe V Terbalik Terhadap Respon Gedung Baja Sistem Rangka Breising Konsentrik Khusus (Effect of Inverted V Brace Placement to Steel Concentricially Braced Frame Structure Response) | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |