Hubungan Antara Self-esteem Terhadap Body Dysmorphic Disorder Pada Remaja Putri yang Berusia 18-21 Tahun

Abstract

Self-esteem adalah suatu rangkaian sikap individu mengenai persepsi terhadap individu sendiri seperti penilaian diri untuk melihat sangat berharganya diri sendiri sebagai manusia, bahkan bisa menilai diri sendiri maupun menilai orang lain.Body dysmorphic disorder merupakan kecenderungan yang menunjukkan pada sebuah gangguan yang menyedihkan dimana terjadi perhatian yang berlebihan pada penampilan tubuh individu yang terlihat cacat maupun tidak menarik, meskipun kecacatan pada tubuh individu tersebut terlihat kecil bahkan tidak ada.Adapun penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-esteem terhadap body dysmorphicdisorder pada remaja putri yang berusia 18-21 tahun, skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala likert. Dimana yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah remaja putri yang berusia 18-21 tahun. Dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah self-report, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut: bahwa hubungan positif antara self esteem dengan body dysmorphic disorder (BDD). Hasil ini dibuktikan dengan koefisien korelasirxy =0,128 ; P=0,002> 0,05, bahwa Self-esteem berkontribusi terhadap Body dysmorphic disorder (BDD)sebesar32,4%. Dari hasil ini diketahui bahwa masih terdapat 67,6% darifaktor lain dari Body dysmorphic disorder (BDD)yang tidak dijelaskan dan tidak terlihat dalam penelitian ini, bahwa para remaja putri yang berusia 18-21 tahun, memiliki Self-esteem yang tergolong sedang (Mean empirik = 17,56> Mean hipotetik = 20, dimana selisih kedua mean melebihi bilangan SD = 4,512) dan Body dysmorphic disorder (BDD) tergolong tinggi (Mean empirik = 82,71> Mean hipotetik = 75, dimana selisih kedua mean melebihi bilangan SD = 9,903) dari hasil penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan dinyatakan diterima.