Show simple item record

dc.contributor.authorPradasari, Niken Kristanti
dc.date.accessioned2023-07-13T03:45:57Z
dc.date.available2023-07-13T03:45:57Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/45183
dc.description.abstractRuas Jalan Bts Kab. Kampar – Bts. Kota Bangkinang merupakan jalan Nasional yang menjadi penghubung Provinsi Riau ke beberapa provinsi lainnya seperti Provinsi Sumatera Utara, Sumatra Barat dan Jambi melalui jalur tengah Trans Sumatera. Jalur ini juga menjadi jalur logistik barang dan jasa sehingga banyak dilewati kendaran bermuatan besar. Arus lalu lintas yang tinggi dan beban lalu lintas yang besar menyebabkan terjadinya penurunan kualitas jalan dan kerusakan pada konstruksi jalan. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi ruas jalan tersebut dan mendesain ulang menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan struktur perkerasan optimal yang dapat digunakan sebagai alternatif oleh pihak terkait. Untuk menentukan ketebalan perkerasan jalan, studi ini menggunakan dua metode empiris: AASHTO 1993 yang banyak digunakan di Amerika, dan Bina Marga 2017 yang paling sering digunakan di Indonesia. Teknik mekanistik-empiris menggunakan program KENPAVE dengan pendekatan pemodelan elastis dan viskoelastik mendukung hasil dan parameter masukan yang tersedia. Kondisi perkerasn eksisting didapatkan CESA20 (Nr) selama umur rencana 20 tahun adalah 1.02E+08 ESAL. Evaluasi tegangan regangan yang terjadi dengan pemodelan Elastis untuk penyebab kerusakan berupa Fatigue Cracking dengan nilai repitisi beban sebesar 1.0E+09, Rutting dengan nilai repitisi beban sebesar 2.7E+08 dan Permanent Deformation dengan nilai repitisi beban sebesar 1.2E+07. Sedangkan dengan pemodelan Viskoelastic untuk penyebab kerusakan berupa Fatigue Cracking dengan nilai repitisi beban sebesar 5.9E+08, Rutting dengan nilai repitisi beban sebesar 2.6E+08 dan Permanent Deformation dengan nilai repitisi beban sebesar 1.1E+07. Hasil penelitian menunjukan desain tebal perkerasan alternatif 3 (AC-WC = 4 cm, AC-BC= 6 cm, AC Base = 16 cm, LPA = 20 cm dan LPB = 20 cm) merupakan tebal perkerasan optimal menahan repetisi beban selama umur rencana (>CESA20= 102.141.712 ESAL). Pendekatan jenis material perkerasan viscoelastic desain alternatif 3 mampu menahan kerusakan fatigue cracking, rutting dan permanent deformation masing-masing secara berurutan hingga 25 tahun, 31 tahun dan 25 tahun. Sedangkan untuk material elastic desain alternative 3 mampu menahan kerusakan fatigue cracking, rutting dan permanent deformation masing-masing secara berurutan hingga 39 tahun, 42 tahun dan 30 tahun.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectEvaluasi struktur perkerasan jalanen_US
dc.subjectBina Marga 2017en_US
dc.subjectAASHTO 1993en_US
dc.subjectKenpaveen_US
dc.subjectElastisen_US
dc.subject, Viskoelastisen_US
dc.subjectUmur sisa perkerasan jalanen_US
dc.titleEvaluasi Rancangan Struktur Perkerasan Untuk Memprediksi Umur Layan Menggunakan Metode Bina Marga 2017, Aashto 1993 dan Metode Mekanistik Empirik Kenpaveen_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM18914043


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record