Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Osteoporosis Dengan Aktivitas Fisik Pada Penyandang Disabilitas
Abstract
Belakang : Prevalensi terjadiannya osteoporosis sebesar 19,7% dari total
populasi Indonesia. Selain itu DI Yogyakarta menjadi provinsi ketiga dengan risiko
osteoporosis yang tinggi j dengan prevalensi sebesar 23,5%. Salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya osteoporosis adalah kurangnya aktivitas fisik atau tingginya
tingkat sedentary life. Penyandang disabilitas memiliki keterbatasan dalam
berpartisipasi secara aktif seperti melakukan aktivitas fisik. Oleh karena itu,
penyandang disabilitas dua kali lebih rendah untuk tidak aktif secara fisik
dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki disabilitas.
Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang osteoporosis
dengan aktivitas fisik pada penyandang disabilitas.
Metode Penelitian : Penentuan sampel responden dilakuakan dengan Teknik total
sampling dengan jumlah responden sebanyak 31 penyandang disabilitas di BRTPD
Pundong Bantul. Pengukuran pada penelitian ini menggunakan International Physical
Activity Questionnaire Disability (IPAQ-D) dan kuisioner tentang osteoporosis.
Spearman Correlation test digunakan untuk menjawab tujuan penelitian ini.
Hasil : Hasil penelitian didapatkan sebanyak 21 (67,7%) responden mencapai
aktivitas fisik yang direkomendasikan oleh WHO dan sebanyak 23 (74,2%) responden
memiliki tingkat pengetahuan yang rendah terhadap osteoporosis.
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara pengetahuan tentang osteoporosis dan
aktivitas fisik pada penyandang disabilitas di BRTPD Pundong Bantul.
Collections
- Medical Education [2284]