dc.description.abstract | PT. Sport Glove Indonesia merupakan salah satu perusahaan tekstil yang terdapat di
Yogyakarta. Perusahaan ini memproduksi beberapa jenis sarung tangan dari berbagai
brand International. Hasil observasi yang telah dilakukan terdapat adanya beberapa
pemborosan yang terjadi pada area produksi sehingga menimbulkan adanya produktivitas
yang tidak efisien pada perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi pada
jenis waste yang terdapat pada area produksi menggunakan metode Analitical Hierarchy
Process (AHP) untuk mengetahui jenis waste yang sangat berpengaruh terhadap
permasalahan yang terjadi. Hasil identifikasi diperoleh beberapa waste yang terdapat
pada area produksi yaitu waste Defect, Overproduction, Waiting, Transportation,
Inventory, Montion, dan Excess Processing. Pada pengolahan data diketahui waste kritis
yang terjadi pada area produksi menggunakan metode AHP adalah pemborosan jenis
Defect, nilai pembobotan yang diperoleh ialah sebesar 29,3% dengan nilai Inconsistency
yaitu 8%. Tindakan yang dilakukan untuk meminimasi permasalahan yang terjadi dengan
menggunakan pendekatan Lean Six Sigma. Lean Six Sigma merupakan kombinasi antara
Lean dan Six Sigma yang dapat didefinisikan sebagai suatu filosofi bisnis. Pada waste
defect diketahui bahwa kecacatan dominan terjadi pada area produksi line 18 dengan jenis
defect jahitan jebol. Level Sigma yang diperoleh yaitu pada level 3,76, dengan hasil
tersebut diketahui bahwa Level Sigma yang ada masih belum memenuhi standarisasi
pihak buyer yang berasal dari negara International yaitu Czechia dengan standarisasi
yaitu Level 6 Sigma. Defect terjadi disebebakan oleh beberapa faktor diantarannya
People, Material, Method, Environment dan Machine/Equipment. Faktor yang menjadi
penyebab tertinggi adalah pada faktor People dengan kegagalan akibat kurangnya
ketelitian kinerja operator yang memperoleh nilai RPN tertinggi berdasarkan perhitungan
menggunakan FMEA AHP yaitu sebesar 9,47. Sehingga diberikan rencana usulan
perbaikan berdasarkan beberapa faktor penyebab yang ada untuk meminimalisir adanya
defect akibat jahitan jebol. | en_US |