Show simple item record

dc.contributor.authorAstuti, Risti
dc.contributor.authorSaptorini, Hastuti
dc.date.accessioned2023-04-14T05:21:35Z
dc.date.available2023-04-14T05:21:35Z
dc.date.issued2021-08-14
dc.identifier.isbn978-602-450-671-1
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/43522
dc.description.abstractDusun Sabrangkidul, Purwosari, Girimulyo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menerima seperangkat gamelan pada tahun 2015 dari Yayasan Tirto Utomo Jakarta dengan tujuan menfasilitasi kegiatan/adat seni budaya yang masih melekat kuat bagi Warganya. Namun, tidak adanya ruang untuk menyimpan dan mengoperasionalkannya, Warga/Komunitas Dusun memohon untuk menyimpan gamelan tersebut di rumah Bapak Parsukiselaku kepala dusun. Kebersediaan rumah Kepala Dusun sebagai tempat penyimpanan gamelan ini, memotivasi Warga untuk melakukan kegiatan seni karawitan, tari angguk, ketoprak, gejog lesung, pewayangan, tari tradisional, dan mocopatan. Hidupnya kegiatan seni ini, menjadikan satu bagian rumah kepala dusun digunakan sebagai ruang untuk menyimpan gamelan serta menggunakan pekarangannya untuk mendirikan pendopo sebagai perluasan ruang untuk berlatih. Kini semua kegiatan dilakukan di rumah Bapak Parsuki mulai dari latihan seni hingga pertunjukkannya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan dan wawancara kepada Bapak Kepala Dusun serta Pelaku Seni. Data dianalisis dengan cara pemetaan aktivitas yang terbangun di Rumah Bapak Kepala Dusun sebagai proses placemaking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena placemaking di sini tercipta akibat adanya pemicu bantuan perangkat gamelan yang membutuhkan ruang “penitipan”, yaitu di rumah Kepala Dusun. Eksistensi gamelan telah menghidupkan semangat Komunitas Dusun untuk selalu berkesenian, baik dalam bentuk belajar, berlatih, dan melakukan pertunjukan. Status ruang “penitipan” ini kemudian terakui dan dilegitimasi sebagai pusat Sanggar Seni Tirta Laras karena telah terbangun aktivitas yang hidup, rutin, berkelanjutan, dan melibatkan komunitas/warga secara utuh. Proses placemaking telah melahirkan tempat yang dipersepsikan sebagai tempat berkarya seni dan budaya yang menyelaraskan jiwa, hati, dan pikir Warga Dusun Sabrangkidul.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.relation.ispartofseriesSakapari 8;
dc.subjectplacemakingen_US
dc.subjectrumah Kepala Dusunen_US
dc.subjectseni tradisionalen_US
dc.subjectsanggar senien_US
dc.titleRUMAH KEPALA DUSUN MENJADI SANGGAR SENI Proses Placemaking di Dusun Sabrangkidul, Purwosari, Girimulyo, Kulon Progoen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record